BMKG Geofisika Deliserdang melakukan kunjungan ke Kabupaten Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat dalam upaya memperkuat sinergi informasi gempa bumi dan tsunami di tiga daerah di Sumatera Utara tersebut.
"Kunjungan itu juga dalam rangka sosialisasi tentang Warning Receiver System New Generation dan mengatasi troubleshooting untuk masalah umum yang terjadi," kata Kepala Stasiun Geofisika DeliSerdang, Teguh Rahayu, yang dihubungi dari Medan, Kamis (2/9).
Dalam kunjungan ke tiga kabupaten itu, pihaknya juga menjelaskan bahwa Kabupaten Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat merupakan daerah berpotensi gempa bumi yang bersumber dari patahan Renun, Toru, dan Angkola.
Baca juga: BMKG tambah alat sistem informasi gempa di Samosir
Belajar dari kejadian gempa bumi pada 2011, kata dia, di daerah Pakpak Bharat, gempa bumi yang terjadi berdampak kerusakan bangunan di Dairi, Pakpak Bharat, dan Karo.
"Kondisi itu tentunya akan menjadi dasar penguatan untuk membangun sistem informasi gempa bumi dan tsunami," katanya.
Ia mengatakan terkait dengan potensi kegempaan tersebut, pada akhir 2019 BMKG telah membangun selter mini region di Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat. Selter tersebut untuk mendeteksi gempa bumi yang terjadi di darat dan sangat lokal.
Baca juga: Sepekan terakhir terjadi 23 getaran gempa di Sumut
Pada pertengahan 2020, BMKG juga sudah memasang WRS New Generation dalam penyebaran informasi gempa bumi dan tsunami dalam "smart display" di gedung kantor bupati di tiga daerah.
Pada tahun yang sama, BMKG juga akan memasang Early Earthquake Warning System (EEWS) di beberapa titik yang tidak jauh dari ketiga daerah.
"Harapannya penguatan sistem ini akan membangun sinergitas antara BMKG dan pemerintah daerah setempat," katanya.
Dalam kunjungan itu, pihaknya juga memaparkan beberapa kajian kegempaan di tiga kabupaten dan menyerahkan buku “Wajah Tektonik di Sumatera Bagian Utara”.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Kunjungan itu juga dalam rangka sosialisasi tentang Warning Receiver System New Generation dan mengatasi troubleshooting untuk masalah umum yang terjadi," kata Kepala Stasiun Geofisika DeliSerdang, Teguh Rahayu, yang dihubungi dari Medan, Kamis (2/9).
Dalam kunjungan ke tiga kabupaten itu, pihaknya juga menjelaskan bahwa Kabupaten Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat merupakan daerah berpotensi gempa bumi yang bersumber dari patahan Renun, Toru, dan Angkola.
Baca juga: BMKG tambah alat sistem informasi gempa di Samosir
Belajar dari kejadian gempa bumi pada 2011, kata dia, di daerah Pakpak Bharat, gempa bumi yang terjadi berdampak kerusakan bangunan di Dairi, Pakpak Bharat, dan Karo.
"Kondisi itu tentunya akan menjadi dasar penguatan untuk membangun sistem informasi gempa bumi dan tsunami," katanya.
Ia mengatakan terkait dengan potensi kegempaan tersebut, pada akhir 2019 BMKG telah membangun selter mini region di Karo, Dairi, dan Pakpak Bharat. Selter tersebut untuk mendeteksi gempa bumi yang terjadi di darat dan sangat lokal.
Baca juga: Sepekan terakhir terjadi 23 getaran gempa di Sumut
Pada pertengahan 2020, BMKG juga sudah memasang WRS New Generation dalam penyebaran informasi gempa bumi dan tsunami dalam "smart display" di gedung kantor bupati di tiga daerah.
Pada tahun yang sama, BMKG juga akan memasang Early Earthquake Warning System (EEWS) di beberapa titik yang tidak jauh dari ketiga daerah.
"Harapannya penguatan sistem ini akan membangun sinergitas antara BMKG dan pemerintah daerah setempat," katanya.
Dalam kunjungan itu, pihaknya juga memaparkan beberapa kajian kegempaan di tiga kabupaten dan menyerahkan buku “Wajah Tektonik di Sumatera Bagian Utara”.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020