Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan konsisten menjaga agar anak-anak daerah ini tumbuh sehat dan cerdas dan terhindar dari stunting apalagi dimasa pandemi COVID-19 tubuh butuh tambahan gizi.

"Menjaganya dengan intervensi integratif dan holistik," Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan dr Sri Khairunnisa kepada ANTARA di Sipirok, Selasa (11/8) melalui Kabid Kesejahteraan Masyarakat Mawarni.

Soalnya, stunting disebabkan multi faktor dari hulu ke hilir (sosial ekonomi, ketersedian pangan keluarga, pendidikan, pola asuh, lingkungan, penyakit infeksi) tidak akan bisa dicegah oleh Dinas Kesehatan sendiri tanpa melibatkan stakholder terkait.

Baca juga: Tapsel belum berlakukan pembelajaran tatap muka

"Karenanya Pemkab Tapanuli Selatan dalam mencegah dan menanggulangi stunting secara spesipik yakni intervensi sensitiv secara integratif, dan juga melakukan intervensi holistik pada semua lintas generasi," jelasnya.

Dalam intervensi spesifik yang dilakukan dinas kesehatan bersama lintas sektor terkait seperti melipiuti suplementasi tablet besi folat pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil kekurangan energi kronis, promosi dan konseling inisiasi menyusui dini (IMD), dan pemberian ASI eksklusif melalui kelas ibu hamil.

"Kemudian pemantauan pertumbuhan dan perkembangan di Posyandu, pemberian imunisasi, pemberian vitamin A, pemberian makanan tambahan pada Balita Gizi Kurang, pemberian obat cacing, dan taburia pada bayi dua tahun di seluruh Puskesmas di 15 Kecamatan se Tapanuli Selatan, bersama pemerintahan desa, kader, PKK dan lainnya," tambahnya.
 
Baca juga: Manggala Agni: 106 "hotspot" terpantau di Tabagsel

Pada intervensi sensitiv di laksanakan bekerjasama semua pemangku kepentingan antaralainnya dengan Dinas Perkim untuk penyediaan akses air bersih melalui program Pansimas, dan sanitasi (jamban sehat), lalu Dinas P2PA dalam peningkatan pelayanan KB dan pengendalian penduduk.

"Dalam penyediaan jaminan kesehatan bagi keluarga tak mampu bekerjasama dengan Dinas Sosial serta ketahanan pangan dan keluarga tidak mampu bekerjasama dengan Dinas Sosisal dan Dinas Ketahanan Pangan," terangnya.

Untuk intervensi holistik pada pada setiap lintas generasi dilakukan melalui antaralain peningkatan kualitas remaja puteri melalui pendidikan gizi, pendidikan kespro, pembentukan konselor sebaya di sekolah (UKS), dan Posyandu remaja melalui program kesehatan peduli remaja melibatkan Dinas Pendidikan, pengendalian penduduk dan KB.

"Sedang intervensi lintas generasi juga dilakukan melalui intervensi sosial seperti pemberdayaan keluarga (suami dan isteri), pendekatan TOMA, TOGA, PKK, dna organisasi keagamaan yang dilaksanakan per triwulan," katanya.

Pemkab Tapanuli Selatan lanjutnya, menyadari bahwa stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit dan penurunan produktivitas dan secara tidak langsung dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan sosial.

"Mudah-mudahan dengan intervensi sfesifik intervensi sensitiv secara integratif, serta intervensi holistik pada semua lintas generasi akan dapat menanggulangi kejadian stunting di daerah ini sekaligus mewujudkan masyarakat Tapanuli Selatan yang sehat, cerdas, dan sejahtera dalam menghadapi Adaptasi Kehidupan Baru ditengah pandemi COVID-19," tutupnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020