Manajemen hotel berbintang di Berastagi, Karo, berharap erupsi Gunung Sinabung mereda agar hunian hotel yang sudah membaik di era normal baru tidak terganggu lagi.
"Akhir pekan lalu tingkat hunian hotel berbintang di Berastagi sudah capai 70 persen. Kalau erupsi terus menerus dikhawatirkan anjlok lagi seperti awal pandemi COVID-19, " ujar General Manager Hotel Internasional Sibayak Hotel, Berastagi, Karo, Dedy Nelson di Medan, Senin.
Data Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung Badan Geologi dan PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung mengungkapkan pada Senin (10/8) pukul 10.16 WIB Gunung Sinabung kembali erupsi dengan tinggi kolom abu kurang lebih 5.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 7.460 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: Debu vulkanik Sinabung berpotensi meluas hingga ke Medan
Saat ini Gunung Sinabung berada pada status level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung dan radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur utara.
Menurut Dedy Nelson, hingga Senin erupsi Sinabung belum berdampak ke tamu hotel. Para tamu yang masih menginap, masih bertahan atau melanjutkan penginapannya.
"Entah, kalau nanti Gunung Sinabung terus erupsi, " ujarnya.
Baca juga: Penerbangan di Kualanamu tak terganggu erupsi Sinabung
Namun diakui, bunga hias di taman hotel menjadi layu karena terpapar debu dan asap erupsi.
"Harapannya, erupsi Sinabung justru bisa dijual sebagai wisata volcano (wisata gunung api)," katanya.
Wisatawan bisa menikmati erupsi Sinabung dari zona aman.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut, Denny S Wardhana, mengakui erupsi Gunung Sinabung akan mengganggu tingkat hunian hotel di Berastagi.
Meski berada di zona aman, wisatawan biasanya khawatir dengan ancaman kesehatan dari debu erupsi gunung.
"PHRI yakin manajemen hotel di Berastagi sudah bisa menyiasati kondisi erupsi Sinabung yang sudah terjadi beberapa kali dalam waktu yang cukup lama," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Akhir pekan lalu tingkat hunian hotel berbintang di Berastagi sudah capai 70 persen. Kalau erupsi terus menerus dikhawatirkan anjlok lagi seperti awal pandemi COVID-19, " ujar General Manager Hotel Internasional Sibayak Hotel, Berastagi, Karo, Dedy Nelson di Medan, Senin.
Data Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung Badan Geologi dan PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung mengungkapkan pada Senin (10/8) pukul 10.16 WIB Gunung Sinabung kembali erupsi dengan tinggi kolom abu kurang lebih 5.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 7.460 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: Debu vulkanik Sinabung berpotensi meluas hingga ke Medan
Saat ini Gunung Sinabung berada pada status level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung dan radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur utara.
Menurut Dedy Nelson, hingga Senin erupsi Sinabung belum berdampak ke tamu hotel. Para tamu yang masih menginap, masih bertahan atau melanjutkan penginapannya.
"Entah, kalau nanti Gunung Sinabung terus erupsi, " ujarnya.
Baca juga: Penerbangan di Kualanamu tak terganggu erupsi Sinabung
Namun diakui, bunga hias di taman hotel menjadi layu karena terpapar debu dan asap erupsi.
"Harapannya, erupsi Sinabung justru bisa dijual sebagai wisata volcano (wisata gunung api)," katanya.
Wisatawan bisa menikmati erupsi Sinabung dari zona aman.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut, Denny S Wardhana, mengakui erupsi Gunung Sinabung akan mengganggu tingkat hunian hotel di Berastagi.
Meski berada di zona aman, wisatawan biasanya khawatir dengan ancaman kesehatan dari debu erupsi gunung.
"PHRI yakin manajemen hotel di Berastagi sudah bisa menyiasati kondisi erupsi Sinabung yang sudah terjadi beberapa kali dalam waktu yang cukup lama," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020