Sebanyak tujuh dokter di Sumatera Utara meninggal dunia akibat terpapar virus corona atau COVID-19. Ketujuh orang tersebut terdiri dari lima dokter spesialis dan dua dokter umum.

"Tujuh dokter yang meninggal tersebut dua diantaranya merupakan dokter umum. Selebihnya, dokter spesialis seperti anastesi, paru, penyakit dalam, dan bedah," kata Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut, dr Rudi Rahmadsyah Sambas, Jumat.

Ia mengatakan bahwa ketujuh dokter tersebut sebagian besar bertugas melayani pasien COVID-19 atau di rumah sakit rujukan COVID-19 di Sumut. 

"Selain itu, diduga ada juga yang terpapar saat praktik. Mayoritas dokter yang meninggal ini di Medan, kemudian di Asahan dan daerah lainnya," ujarnya.

Baca juga: Brazil deteksi hampir 60 ribu kasus baru COVID-19

Baca juga: Kasus sembuh COVID-19 di Simalungun terus bertambah, total 67 orang

Rudi menyebutkan, saat ini masih ada dokter baik umum maupun spesialis yang dirawat di rumah sakit karena terdampak COVID-19. Untuk itu dia mengutarakan, agar hal ini perlu menjadi perhatian khususnya pemerintah untuk keselamatan garda depan dalam penanganan pasien virus corona.

"Kami mendesak kepada pemerintah agar jam kerja dokter yang bertugas melayani pasien COVID-19 jangan diporsir," katanya.

Menurutnya, sistem kerja dokter yang melayani pasien COVID-19 dibuat shift atau bergantian. Misalnya, dokter A pada Senin dan Selasa masuk. Lalu pada Rabu dan Kamis digantikan dengan dokter B sehingga dokter A bisa istirahat. Sedangkan pada Jumat dan Sabtu dokter B istirahat yang digantikan dengan dokter C.

"Jangan sampai niat menolong pasien, malah ditolong. Kalau banyak dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19, lantas bagaimana dengan pasien COVID-19, siapa yang akan menanganinya," ujarnya.

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020