Masyarakat petani khususnya Lingkungan Janji Matogu, Kelurahan Pardomuan, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) mulai bergairah menggarap lahannya setelah lahan sawit mereka yang tidak produktif diganti sawah padi.
"Dibanding hasil sawit 3 ton per tahun panen padi bisa rata-ratanya 4,5 ton per hektare dengan indek pertanaman (IP) 2,5," kata Kadis Pertanian Tapsel Ir Bismark Muaratua melalui Kabid Penyuluhan Faisal Simamora, SPT, MSi kepada ANTARA di Sipirok, Selasa (21/7).
Ekspansi dari sawit ke komoditi padi tidak lepas berkat dorongan kuat Sahriwan Nasution SP, PPL WKPP Desa Janji Matogu di penghujung tahun 2018 yang awal 2019 berhasil mengajak petani untuk memulai cocok tanam padi.
Baca juga: Bupati Tapsel harap petugas Coklit jadi "Jurkam" protokol kesehatan
"Mengingat sawit sudah tidak produktif tambah harga jatuh akhirnya bersama petani sepakat bergotongroyong mereplanting sawit dan menanam padi varietas lokal Siganteng dan varietas lain (Ciherang)," katanya.
Bahkan lebih kurang 50 hektare yang dulunya tidak produktif kini berubah menjadi lahan pertanian yang subur setelah menyadari bahwa mempertahankan ketahanan pangan amat sangat penting.
"Luas potensi lahan sawah daerah itu lebih kurang 100 hektare yang sebagian masyarakat petaninya sudah mulai merubah tanaman sawit dan karetnya untuk budidaya tanaman padi," sebutnya.
Perubahan mindset petani setelah analisa PPL dimana hasil sawit yang rata-rata 250 kilogram dalam sebulan atau tiga ton setahun dinilai jauh lebih baik produktivitas padi yang sekali panen rata-rata 4,5 ton.
"Selain penggilingan padi yang sudah terealisasi, masyarakat petani tersebut kini berharap agar mendapat perhatian sumber air tersedia (irigasi tersier) dalam mengembangkan potensi lahan sawah lebihkurang 100 hektare tersebut," tutur Faisal.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Dibanding hasil sawit 3 ton per tahun panen padi bisa rata-ratanya 4,5 ton per hektare dengan indek pertanaman (IP) 2,5," kata Kadis Pertanian Tapsel Ir Bismark Muaratua melalui Kabid Penyuluhan Faisal Simamora, SPT, MSi kepada ANTARA di Sipirok, Selasa (21/7).
Ekspansi dari sawit ke komoditi padi tidak lepas berkat dorongan kuat Sahriwan Nasution SP, PPL WKPP Desa Janji Matogu di penghujung tahun 2018 yang awal 2019 berhasil mengajak petani untuk memulai cocok tanam padi.
Baca juga: Bupati Tapsel harap petugas Coklit jadi "Jurkam" protokol kesehatan
"Mengingat sawit sudah tidak produktif tambah harga jatuh akhirnya bersama petani sepakat bergotongroyong mereplanting sawit dan menanam padi varietas lokal Siganteng dan varietas lain (Ciherang)," katanya.
Bahkan lebih kurang 50 hektare yang dulunya tidak produktif kini berubah menjadi lahan pertanian yang subur setelah menyadari bahwa mempertahankan ketahanan pangan amat sangat penting.
"Luas potensi lahan sawah daerah itu lebih kurang 100 hektare yang sebagian masyarakat petaninya sudah mulai merubah tanaman sawit dan karetnya untuk budidaya tanaman padi," sebutnya.
Perubahan mindset petani setelah analisa PPL dimana hasil sawit yang rata-rata 250 kilogram dalam sebulan atau tiga ton setahun dinilai jauh lebih baik produktivitas padi yang sekali panen rata-rata 4,5 ton.
"Selain penggilingan padi yang sudah terealisasi, masyarakat petani tersebut kini berharap agar mendapat perhatian sumber air tersedia (irigasi tersier) dalam mengembangkan potensi lahan sawah lebihkurang 100 hektare tersebut," tutur Faisal.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020