Dimasa proses belajar di rumah akibat pandemi corona virus atau COVID-19, Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan asal Nias aktif mengajak petani daerahnya untuk mengolah limbah sayuran dan kulit bawang untuk dijadikan pupuk tanaman.
"Pupuk organik limbah sayuran dan kulit bawang cukup baik untuk memupuk tanaman agar subur," kata Darman Zega, mahasiswa semester 6 Polbangtan Medan beralamat asal Gunung Sitoli Alo'oa menghubungi ANTARA, Sabtu (30/5).
Selama masa COVID-19 Darman bersama rekan mahasiswa Polbangtan Medan lainnya Rahmat Harefa (semester 4), Perlindungan Laoli dan Mei Zega (semester 2) tidak membuang waktu selain belajar juga aktif membuat pupuk organik berbahan limbah sayuran dan kulit bawang.
Baca juga: Mahasiswa Polbangtan Medan aktif bertani semasa pandemi COVID-19
Baca juga: Ayo! lakukan hal positif selama "stay at home"
"Limbah sayuran dan buah-buahan busuk seperti kol, brokoli, tomat, pepaya yang mudah di dapatkan di pasar digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair (POC) yang cukup baik untuk tanaman hortikultura seperti sawi, bayam, dan kangkung," katanya.
Dia menjelaskan POC limbah organik setelah permentasi dengan air cucian beras dan air kelapa, gula, dan EM4, dimana hasilnya dalam 1 liter POC bisa ditambahkan 10 liter air untuk digunakan (disemprotkan) ke tanaman.
"Sedang limbah kulit bawang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan insektisida dan zpt (zat pengatur tumbuh). Cukup kulit bawang di rendam dengan air di dalam ember serta didiamkan selama 1 hari. Airnya disaring dan sudah menjadi insektisida, zpt nabati yang siap digunakan pada tanaman," ujarnya.
Ilmu yang mereka terapkan selama proses perkuliahan sistem online selain bermanfaat untuk diri sendiri (keluarga) sekaligus memperkenalkannya ke masyarakat petani di Nias. Karena, pupuk berbahan organik penganti bahan bahan kimia untuk tanaman ini selain lebih sehat, juga lebih ekonomis serta ramah lingkungan.
"Bahkan pihak BPP Gunungsitoli Alo'oa juga telah meminta para mahasiswa Polbangtan Medan untuk dapat mengadakan pelatihan cara pembuatannya kepada para petani di daerah itu," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Pupuk organik limbah sayuran dan kulit bawang cukup baik untuk memupuk tanaman agar subur," kata Darman Zega, mahasiswa semester 6 Polbangtan Medan beralamat asal Gunung Sitoli Alo'oa menghubungi ANTARA, Sabtu (30/5).
Selama masa COVID-19 Darman bersama rekan mahasiswa Polbangtan Medan lainnya Rahmat Harefa (semester 4), Perlindungan Laoli dan Mei Zega (semester 2) tidak membuang waktu selain belajar juga aktif membuat pupuk organik berbahan limbah sayuran dan kulit bawang.
Baca juga: Mahasiswa Polbangtan Medan aktif bertani semasa pandemi COVID-19
Baca juga: Ayo! lakukan hal positif selama "stay at home"
"Limbah sayuran dan buah-buahan busuk seperti kol, brokoli, tomat, pepaya yang mudah di dapatkan di pasar digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair (POC) yang cukup baik untuk tanaman hortikultura seperti sawi, bayam, dan kangkung," katanya.
Dia menjelaskan POC limbah organik setelah permentasi dengan air cucian beras dan air kelapa, gula, dan EM4, dimana hasilnya dalam 1 liter POC bisa ditambahkan 10 liter air untuk digunakan (disemprotkan) ke tanaman.
"Sedang limbah kulit bawang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan insektisida dan zpt (zat pengatur tumbuh). Cukup kulit bawang di rendam dengan air di dalam ember serta didiamkan selama 1 hari. Airnya disaring dan sudah menjadi insektisida, zpt nabati yang siap digunakan pada tanaman," ujarnya.
Ilmu yang mereka terapkan selama proses perkuliahan sistem online selain bermanfaat untuk diri sendiri (keluarga) sekaligus memperkenalkannya ke masyarakat petani di Nias. Karena, pupuk berbahan organik penganti bahan bahan kimia untuk tanaman ini selain lebih sehat, juga lebih ekonomis serta ramah lingkungan.
"Bahkan pihak BPP Gunungsitoli Alo'oa juga telah meminta para mahasiswa Polbangtan Medan untuk dapat mengadakan pelatihan cara pembuatannya kepada para petani di daerah itu," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020