Dampak pandemi COVID-19 mengakibatkan omset atau hasil penjualan usaha dagang Tabo Kopi Sipirok menurun tajam mencapai 80 persen.

"Penurunan omset cukup jauh mencapai lebih kurang 80 persen," ungkap Direktur Tabo Kopi Sipirok, Siti Muslihah kepada ANTARA, Kamis (19/3).

Baca juga: Pemkab Tapanuli Selatan tentukan 3 produk unggulan

Turunnya omset diakibatkan negara importir Kopi Sipirok seperti Taiwan, Korea, Australia dan lainnya memberhentikan permintaannya sementara.

Baca juga: Festival Barista Kopi Arabika Sipirok berakhir, ini para juaranya

"Biasanya dalam 1 atau 2 bulan kita rutin mengirimkan bubuk kopi arabika Sipirok ke negara tersebut. Namun, akibat COVID-19 permintaan stop," katanya.

Kemudian tamu-tamu 'bule' yang setiap minggunya hadir mengunjungi usaha Tabo Kopi di Sumuran, Kelurahan Baringin, Sipirok, Kabupate Tapanuli Selatan sejak Februari sudah tidak lagi.

"Biasanya setiap tamu bule turun paling sedikit berbelanja 3-4 juta. Sejak mewabahnya COVID-19 tamu-tamu bule sudah tidak datang lagi," terangnya.

Untuk permintaan nusantara seperti Yogjakarta, Surabaya, Jakarta dan lainnya masih normal, hanya saja berkurang hingga 20 persen.

"Kita berharap dan berdoa agar wabah COVID-19 cepat berlalu, dengan harapan perekonomian masyarakat termasuk permintaan Kopi Arabika Sipirok normal kembali," ucapnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020