Pelayaran dari Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh menuju Kota Sabang, Provinsi Aceh, begitu juga sebaliknya terpaksa dihentikan, akibat cuaca buruk yang melanda laut setempat sejak empat hari lalu.
Kepala Pelabuhan Ulee Lheue Muhammad Isa mengatakan biasanya puncak angin kencang itu pada pukul 12.00 WIB atau 13.00 WIB, maka setelah berkoordinasi dengan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) serta nahkoda pihaknya langsung meniadakan pelayaran.
"Seperti kemarin pukul 10.00 WIB sudah mulai, begitu ada angin (kencang) tidak bisa diberangkatkan, untuk kapal cepat," katanya di Banda Aceh, Senin.
Baca juga: Sabang tak izinkan kapal pesiar merapat karena khawatir virus corona
Dia menjelaskan sejak empat hari lalu penyeberangan yang ditiadakan tersebut untuk kapal cepat express Bahari 5F dan Bahari 8B, yang jadwal keberangkatan siang dan sore. Namun kondisi cuaca itu tidak menghalangi pelayaran bagi kapal lambat (Roro).
Kata Isa, seperti kondisi hari ini bahwa kapal Roro telah berlayar dua trip yakni pada pukul 07.30 WIB dan pukul 10.30 WIB. Begitu juga dengan kapal cepat dalam dua trip, kondisi yang sama juga untuk penyeberangan sebaliknya.
"Untuk pagi hari ini situasi dan kondisi cuaca bagus, apabila nanti kira-kira puncaknya angin atau cuaca di pertengahan (laut) buruk maka kami cepat berkoodinasi untuk memutuskan berangkat atau tidak berangkat," katanya.
Baca juga: ASITA Aceh: Sabang waspadai wisman kapal pesiar terjangkit Covid-19
Ia mengatakan pihaknya terus berkoodinas dengn Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh untuk memantau perkembangan ketinggian gelombang laut.
"Kalau ketinggian gelombang sekitar 2-3 meter, secara prosedur enggak boleh berlayar kalau sudah tinggi gelombang begitu, kita tidak ambil resiko," katanya.
Baca juga: Sabang tolak kunjungan kapal pesiar "MS Arthania", cegah virus corona
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Kepala Pelabuhan Ulee Lheue Muhammad Isa mengatakan biasanya puncak angin kencang itu pada pukul 12.00 WIB atau 13.00 WIB, maka setelah berkoordinasi dengan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) serta nahkoda pihaknya langsung meniadakan pelayaran.
"Seperti kemarin pukul 10.00 WIB sudah mulai, begitu ada angin (kencang) tidak bisa diberangkatkan, untuk kapal cepat," katanya di Banda Aceh, Senin.
Baca juga: Sabang tak izinkan kapal pesiar merapat karena khawatir virus corona
Dia menjelaskan sejak empat hari lalu penyeberangan yang ditiadakan tersebut untuk kapal cepat express Bahari 5F dan Bahari 8B, yang jadwal keberangkatan siang dan sore. Namun kondisi cuaca itu tidak menghalangi pelayaran bagi kapal lambat (Roro).
Kata Isa, seperti kondisi hari ini bahwa kapal Roro telah berlayar dua trip yakni pada pukul 07.30 WIB dan pukul 10.30 WIB. Begitu juga dengan kapal cepat dalam dua trip, kondisi yang sama juga untuk penyeberangan sebaliknya.
"Untuk pagi hari ini situasi dan kondisi cuaca bagus, apabila nanti kira-kira puncaknya angin atau cuaca di pertengahan (laut) buruk maka kami cepat berkoodinasi untuk memutuskan berangkat atau tidak berangkat," katanya.
Baca juga: ASITA Aceh: Sabang waspadai wisman kapal pesiar terjangkit Covid-19
Ia mengatakan pihaknya terus berkoodinas dengn Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh untuk memantau perkembangan ketinggian gelombang laut.
"Kalau ketinggian gelombang sekitar 2-3 meter, secara prosedur enggak boleh berlayar kalau sudah tinggi gelombang begitu, kita tidak ambil resiko," katanya.
Baca juga: Sabang tolak kunjungan kapal pesiar "MS Arthania", cegah virus corona
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020