Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Aceh menyebut, Sabang sebagai destinasi wisata bahari di dunia mewaspadai wisatawan mancanegara (wisman) terutama berlabuh ke Pulau Weh, Aceh, menggunakan kapal pesiar terjangkit virus Covid-19.
"Penolakan-penolakan (wisman), seperti itu sudah terjadi dimana-mana. Beberapa negara telah 'travel warning', mereka menolak turis asal China (Tiongkok) dan lain sebagainya," ucap Sekretaris Asita Aceh, Totok Julianto di Banda Aceh, Selasa.
Ia mengatakan, kekhawatiran Pemerintah Kota (Pemko) Sabang tersebut beralasan, karena korban meninggal dari wabah virus Covid-19 yang berasal Tiongkok hingga kini terus bertambah.
Baca juga: 70 orang lagi di kapal pesiar di Jepang tertular virus corona
Jumlah korban meninggal di Provinsi Hubei, China, Senin (17/2), dilaporkan menjadi 1.789 orang setelah diungkapkan komisi kesehatan provinsi melalui situs miliknya pada Selasa.
Terdapat 1.807 kasus lainnya yang terdeteksi di Hubei, sehingga menambah jumlah total secara keseluruhan di provinsi itu menjadi 59.989 orang. Mayoritas kematian baru terjadi di Ibu Kota Provinsi Hubei, Wuhan, diyakini sebagai lokasi awal munculnya virus Covid-19.
"Itu (penolakan), kan ada kapal pesiar (Diamond Princess di perairan Yokohama) Jepang, positif terinfeksi virus Covid-19 dan sampai hari ini tak dikasih berlabuh. Saya kira mereka (wisman) cukup pahamlah dengan kekhawatiran kita (Sabang,)" jelas Totok mencontohkan.
Baca juga: Sabang tak izinkan kapal pesiar merapat karena khawatir virus corona
Pihaknya menilai, hingga kini destinasi wisata bahari di Pulau Weh, Sabang, belum mumpuni mendeteksi suhu badan seorang wisman, dan lain sebagainya untuk mengetahui terjangkit atau tidak akan Covid-19.
"Kalau tindakan Pemko Sabang, kami anggap sudah benar. Tapi, bukan berarti dampaknya Sabang tidak menjadi destinasi. Memang wisman paham, betapa mengerikan virus Covid-19 ini," tegas Totok.
Badan Pengusahaan Kawasan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) pekan lalu telah memutuskan untuk menunda kedatangan Kapal Lesiar MS Artania ke Sabang dalam upaya mencegah penyebaran virus Covid-19 yang telah mewabah ke berbagai negara.
Baca juga: Terombang-ambing dua pekan, penumpang kapal pesiar turun di Kamboja setelah ditolak lima negara
"Hari ini kita sepakati untuk menunda kunjungan cruise MS Artania," kata Plt Wakil Kepala BPKS, Islamuddin.
Hal tersebut disampaikan Islamuddin di sela-sela rapat koordinasi BPKS dengan Forkopimda Sabang dalam menindaklanjuti surat Wali Kota Sabang Nazaruddin, yang meminta penundaan kedatangn Kapal Pesiar MS Artania ke Pulau Weh.
"Saya mengimbau agar kapal pesiar itu tidak boleh masuk (ke Sabang) untuk sementara waktu, karena sekarang isu virus Covid-19 dan warning dari WHO itu sangat berbahaya," tambah Nazaruddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Penolakan-penolakan (wisman), seperti itu sudah terjadi dimana-mana. Beberapa negara telah 'travel warning', mereka menolak turis asal China (Tiongkok) dan lain sebagainya," ucap Sekretaris Asita Aceh, Totok Julianto di Banda Aceh, Selasa.
Ia mengatakan, kekhawatiran Pemerintah Kota (Pemko) Sabang tersebut beralasan, karena korban meninggal dari wabah virus Covid-19 yang berasal Tiongkok hingga kini terus bertambah.
Baca juga: 70 orang lagi di kapal pesiar di Jepang tertular virus corona
Jumlah korban meninggal di Provinsi Hubei, China, Senin (17/2), dilaporkan menjadi 1.789 orang setelah diungkapkan komisi kesehatan provinsi melalui situs miliknya pada Selasa.
Terdapat 1.807 kasus lainnya yang terdeteksi di Hubei, sehingga menambah jumlah total secara keseluruhan di provinsi itu menjadi 59.989 orang. Mayoritas kematian baru terjadi di Ibu Kota Provinsi Hubei, Wuhan, diyakini sebagai lokasi awal munculnya virus Covid-19.
"Itu (penolakan), kan ada kapal pesiar (Diamond Princess di perairan Yokohama) Jepang, positif terinfeksi virus Covid-19 dan sampai hari ini tak dikasih berlabuh. Saya kira mereka (wisman) cukup pahamlah dengan kekhawatiran kita (Sabang,)" jelas Totok mencontohkan.
Baca juga: Sabang tak izinkan kapal pesiar merapat karena khawatir virus corona
Pihaknya menilai, hingga kini destinasi wisata bahari di Pulau Weh, Sabang, belum mumpuni mendeteksi suhu badan seorang wisman, dan lain sebagainya untuk mengetahui terjangkit atau tidak akan Covid-19.
"Kalau tindakan Pemko Sabang, kami anggap sudah benar. Tapi, bukan berarti dampaknya Sabang tidak menjadi destinasi. Memang wisman paham, betapa mengerikan virus Covid-19 ini," tegas Totok.
Badan Pengusahaan Kawasan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) pekan lalu telah memutuskan untuk menunda kedatangan Kapal Lesiar MS Artania ke Sabang dalam upaya mencegah penyebaran virus Covid-19 yang telah mewabah ke berbagai negara.
Baca juga: Terombang-ambing dua pekan, penumpang kapal pesiar turun di Kamboja setelah ditolak lima negara
"Hari ini kita sepakati untuk menunda kunjungan cruise MS Artania," kata Plt Wakil Kepala BPKS, Islamuddin.
Hal tersebut disampaikan Islamuddin di sela-sela rapat koordinasi BPKS dengan Forkopimda Sabang dalam menindaklanjuti surat Wali Kota Sabang Nazaruddin, yang meminta penundaan kedatangn Kapal Pesiar MS Artania ke Pulau Weh.
"Saya mengimbau agar kapal pesiar itu tidak boleh masuk (ke Sabang) untuk sementara waktu, karena sekarang isu virus Covid-19 dan warning dari WHO itu sangat berbahaya," tambah Nazaruddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020