Pemerintah Kabupaten Tapanuli melalukan kajian berbagai potensi keaifan lokal terhadap pembangunan daerah menuju era industri 4.0.

Kajian tersebut dilaksanakan Bappeda Tapanuli Selatan bersama Universitas Graha Nusantara Padangsidimpuan (UGNP) dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan lain melalui seminar dan forum group diskusi (FGD).

"Tujuannya datasering kajian potensi kearifan lokal, untuk penguatan dan perencanaan program di bidang penelitian dan pengembangan berbasis komoditi lokal Tapanuli Selatan serta pengaruhnya terhadap pembangunan daerah," kepala Bappeda Tapanuli Selatan Abadi Siregar, Sabtu (14/12).

Narasumbernya Balitbang Sumut, Dosen Fakultas Pertanian dan Kehutanan USU, Konservasi Internasional Indonesia, Fakultas Pertaian dan Ekonomi UGNP. Sedang peserta hadir dari unsur civitas akademika IAIN, UMTS, IPTS, Universitas Aufa Rohiyan, MAN Sipirok, dan SMPN 1 Sipirok, BPS, OPD, Perbankan, Penggiat Kopi dan Seraiwangi Tapanuli Selatan.

Hasil seminar kata Abadi, litbang Bappeda Tapanuli Selatan akan memaksimalkan sinergitas dengan pihak eksternal serta akan melakukan analisa terhadap kajian berbagai aspek yang mendukung penguatan dan pengembangan biodiversitas yang ada di Tapsel.

Para narasumber juga sepakat diperkuatnya peran kelembagaan pada setiap sektor yang menggeluti sumber daya lokal apalagi berbasis teknologi agar menghasilkan produk yang kompetitif dan unggul.

"Sebab wajah perekonomian dimasa mendatang membutukan trsnformasi segala sistem ke dalam era 4.0 bahkan diatasnya. Dan UMKM memiliki peran strategis untuk penguatan sektor ekonomi daerah," katanya.

Kemudian kawasan budidaya khusus sesuai kondisi wilayah dengan memerhatikan lingkungan, serta pengembangan kluster inovasi produk unggulan daerah contohnya Kopi Tapanuli Selatan yang budidayanya terus dibenahi dengan melibatkan pemerintah dan pemangku kepentingan lain.

Abadi mengatakan seluruh materi pembahasan dalam seminar berkembang dalam pembahsan forum group diskusi yang intinya peran pemerintah daerah harus lebih aktif agar petani tidak berjalan sendiri.
 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019