Kepala Dinas Pertanian Tapanuli Selatan Bismark Muaratua menyatakan padi lokal Siporang Tapanuli Selatan akan membuka potensi peningkatan kesejahteraan petani daerah ini.

"Alasannya, padi lokal Siporang sudah lolos pelepasan varietas unggul lokal secara nasional oleh pihak Kementerian Pertanian RI dan akan dapat bersaing dengan benih-benih padi unggul lainnya di Indonesia. Padi ini empat bulan sudah bisa panen," ungkapnya kepada ANTARA diruang kerjanya, di Sipirok, Rabu (11/12).

Menurut dia ini sejarah kali pertama dari beberapa padi lokal Tapanuli Selatan Siporang yang menjadi varietas unggul nasional setelah dilakukannya penelitian oleh tim ahli sejak tahun 2017 lalu.

"Kita (masyarakat petani) patut bangga sebab padi Siporang akan berpotensi memberikan dampak ekonomis yang hebat apabila masyarakat maupun generasi pertanian daerah mengembangkannya dengan baik," katanya.

Dia mengibaratkan padi lokal Siporang, disamping padi lokal Tapanuli Selatan endemik bersertifikat (seperti Silatihan, Silottik, dan Sipulo Pandan),  ibarat mutiara hitam yang terpendam di balik kekayaan sumber daya alam Tapanuli Selatan selain potensi pertambangan dan energi.

"Upaya keras yang akan dilakukan secara bertahap agar bagaimana sertifikat benih padi Siporang kedepan bisa mendapatkan label biru atau benih sebar (certified seed)," katanya.

Tujuannya apabila berlabel biru benih sudah banyak ditemukan di kios-kios pertanian dan sering dipakai oleh para petani dengan harga yang menjanjikan dibanding dijual dengan harga gabah.

"Contohnya kalau dalam bentuk gabah dijual seharga kurang lebih Rp5 ribu/kilogramnya untuk benih berlabel biru bisa terjual seharga kurang lebih Rp12 ribu per kilonya," kata Bismar yang didampingi Yenni Lubis Kasi Metode dan iInformasi Penyuluhan.

Yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan pendapatan para petani sejalan engan visi misi Bupati Tapsel Syahrul M.Pasribu mewujudkan masyarakat sehat, cerdas, dan sejahtera.

Hanya saja langkah awal menuju label biru Dinas Pertanian akan melakukan langkah-langkah mulai dari label kuning /benih penjenis (Breeder seed) untuk menuju label putih (foundation seed), lalu  label ungu/benih pokok (registered seed/stock seed).

"Label kuning untuk pemulian tanaman yang mempunyai sifat pemurnian,  lebel putih benih mulai ditemui dipasaran, label ungu menjaga tingkat kemurnian genetik dari benih oitu sendiri," jelasnya.

Sasaran awal untuk label putih dengan membangun demplot-demplot utamanya di wilayah Kecamatan Sipirok, Marancar, dan Arse yang memiliki lahan ketinggian 800 mdpl untuk menjaga kualitas benih.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019