Sedikitnya 13 ekor babi milik warga Kelurahan Damarsari Kecamatan Padang Hilir Tebing Tinggi mati di kandangnya, Selasa (10/12).

Atas kejadian tersebut peternak protes kepada Dinas Pertanian melalui DPRD Tebing Tinggi agar melakukan rapat dengar pendapat.

Para peternak merasa kecewa kepada Dinas Pertanian, Ketapang, Peternakan Tebing Tinggi, meskipun sudah melakukan  penyemprotan dan penyuntikan kepada ternak babinya tetap terus mati.

Lando Rajaguguk dan Donal Gultom mewakili warga berharap DPRD lakukan RDP dengan Kadis Pertanian Marimbun Marpaung, karena penyemprotan dan penyuntikan terhadap babi-babi semakin banyak yang mati.

"Kami peternak semakin terpuruk ekonominya terlebih akan menghadapi Natal dan Tahun Baru ini yang membutuhkan biaya banyak, dan diharapkan bukan hanya sekedar didata, tetapi juga dicarikan solusinya," katanya.

Para peternak mendapatkan persoalan baru atas babi-babi yang mati, karena harus dikubur dan tidak boleh dibuang ke sungai atau sembarang tempat karena akan menimbulkan pencemaran lingkungan.

Untuk menguburkan bangkai babi tidak ada lokasi, sementara yang dijanjikan Dinas Pertanian lahan tempat dikuburnya ternyata tidak ada lagi.

Lurah Kelurahan Damarsari A.Hutagaol membenarkan peternak resah tak ada tempat (lahan) untuk dikuburkan bangkai-bangkai babi tersebut seperti yang dijanjikan Dinas Pertanian.

"Saya tadi tanya langsung kepada PPL Dinas Pertanian dilokasi ternak babi yang mati dikatakan tidak ada lahannya lagi, dan tentang lahan yang disiapkan. Itu sudah tak ada lagi koordinasi tim, " katanya ucap

 

Pewarta: Dhani Elison

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019