Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan mengajak masyarakatnya untuk mau dapat mengembangkan inovasi budidaya ikan dalam ember (Budikdamber).

Sebagaimana yang telah dilakoni salah satu staf penanggungjawab Balai Benih Ikan (BBI) Batunadua Mansyardin alias Uncu.

Disela memberi makan ikan lele dumbo dipekarangan rumahnya kepada Antara, Rabu (4/12), Uncu mengatakan budikdamber cukup sederhana.

Lebih dahulu sediakan ember berukuran 65-100 liter (dihargai Rp65 ribu), gelas plastik, arang, biji sayuran (kangkung) dan benih ikan lele dumbo ukuran 5-8 centimeter Rp200 per ekor.

Baca juga: Pemkab Tapanuli Selatan tentukan 3 produk unggulan

Cara membuatnya cukup mudah semua gelas plastik diberi lubang secukupnya dibagian bawah /samping lalu digantung sekeliling permukaan ember menggunakan kawat.

Upayakan seperempat ukuran dari gelas plastik yang menggantung berisi potongan arang tambah selembar tisu terendam dari permukaan air yang ada dalam ember.

Lalu taburkan biji kangkung ( seharga Rp5 ribu) atau sisa-sisa potongan batang kangkung persis diatas tisu yang lembab sebanyak 10-15 butir per gelas plastik. Untuk bibit ikan antara 80-100 ekor per ember.

Baca juga: Sepanjang 2019, Tapanuli Selatan bangun 482 unit SR Pamsimas

Ukuran pakan ikan selama pemeliharaan hingga panen cukup dengan pelet stater 0,5 Kg dan grower 1 Kg seharga total Rp20 ribu.

"Sepanjang ikan belum dipanen hingga berumur 3 - 3,5 bulan kita pada bulan pertama sudah bisa menikmati (memetik) sayuran untuk konsumsi rumah tangga sendiri," kata Uncu.

Keuntungan budikdamber ini katanya tidak perlu memakan lahan yang luas cukup diletakkan disudut-sudut pekarangan yang bisa dimanfaatkan.

Bahkan inovasi Uncu ini kata Kadis Perikanan Tapanuli Selatan Leli Anita Lubis secara terpisah, mengatakan sudah ditampilkan mengisi Stand pada Dinas Perikanan dalam pameran pembangunan menyambut HUT-ke 69 Tapsel tahun 2019 baru lalu dan mendapat perhatian banyak warga.

Menurut dia panen ikan dengan jumlah bibit 80 - 100 ekor lele dumbo bisa menghasilkan minimal 8 kilogram ikan dengan mortalitas 20 persen dikali seharga Rp18 - Rp20 per kilo pada saat ini.

"Inovasi budikdamber ini betul- betul sangat bermanfaat karena bisa untuk mengurangi pengeluaran ibu rumah tangga khususnya kebutuhan ikan dan sayuran (tanpa kimia) disamping bernilai ekon0mis atau dijual," katanya.

 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019