PLTA Batang Toru menyatakan konsisten menjaga ekosistem Batang Toru agar tetap lestari, bukan hanya karena PLTA tergantung ekosistem yang utuh melainkan juga karena mengingat berbagai kekayaan hayati ada di dalamnya.

"Di situ hidup berbagai satwa dan tumbuhan yang dilindungi serta beragam tumbuhan sumber kehidupan masyarakat," kata manajemen PT.NSHE melalui Public Relation Dede Wafiza Ashia yang dihubungi ANTARA, Kamis (14/11).

PLTA Batang Toru merupakan penyedia energi bersih yang ramah lingkungan yang diatur untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon minimal sebesar 1,6 MTon per tahun atau 4% dari target nasional dari sektor energi, setara dengan kemampuan 12 juta pohon dalam menyerap emisi karbon.

Demi menjaga keseimbangan ekosistem Batang Toru, mengingat perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk, PLTA Batang Toru terus berupaya memberikan penyadaran-penyadaran mitigasi kepada masyarakat.

"Walaupun pada hakikatnya secara langsung maupun tidak langsung masyarakat sekitar bentang alam eksositem Batang Toru sudah melaksanakan mitigasi tersebut," katanya.

Mantari Bondar (penjaga pintu air) yang telah ratusan tahun secara turun temurun menjaga sumber air hingga sampai saat ini demi kehidupan masyarakat baik untuk irigasi pertanian, air bersih, maupun MCK.

"Bahkan bila ada oknum merusak hutan yang dikhawatirkan dapat mengancam sumber air maka oknum perusak hutan tersebut akan dimusyawarahkan secara adat," kata dia mencontohkan.

Dalam rangka mengadvokasi masyarakat terkait lingkungan tak jarang NSHE selaku pemegang proyek PLTA Batang Toru berkapasitas 510 Megawatt melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan yang ada.

"Seperti  NGO, Pemerhati Lingkungan, Kementerian KLHK RI, terutama Ditjen KSDAE, Profesional, Akademisi, Pemuda, Tokoh adat, Tokoh masyarakat dan lainnya," kata Dede.

Terakhir pendampingan menghadirkan instruktur Koesnadi Wirasapoetra, Gugus Tugas Khusus Multipihak (GTM) Ditjen KSDAE Kementerian KLHK RI dan dari KSDA Wilayah III Tapanuli Selatan.

"Koesnadi Cs ketika memberikan materi teori dan praktek soal mitigasi agar puluhan kader-kader konservasi yang sudah dibentuk berasal sembilan desa sekitar ekosistem Batang Toru memahami tugas pokok mereka," sebutnya.

Melakukan berbagai pendampingan dengan pemangku kepentingan yang dilakukan PLTA Batang Toru selama ini menurut Dede, demi menjaga agar bagaimana ekosistem Batang Toru tetap baik.

PLTA Batang Toru merupakan proyek strategis nasional pembanginan pembangkit listrik 35 ribu MW.

"Sudah pasti PLTA yang  ramah lingkungan ini sangat membutuhkan dukungan alamnya (lingkungan) agar tetap terjaga, karena bahan bakunya bersumber dari air. Kalau lingkungan rusak sumber air juga otomatis terganggu," kata Dede.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019