Saham-saham di Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya untuk ketiga kalinya sepanjang tahun ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 115,27 poin atau 0,43 persen, menjadi ditutup di 27.186,69 poin. Indeks S&P 500 meningkat 9,88 poin atau 0,33 persen, menjadi ditutup di 3.046,77 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 27,12 poin atau 0,33 persen, menjadi berakhir di 8.303,98 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P ditutup lebih tinggi, dengan sektor utilitas dan perawatan kesehatan masing-masing naik 0,87 persen dan 0,78 persen, memimpin keuntungan sektoral. Namun, sektor energi turun 2,12 persen, menjadi kelompok berkinerja terburuk.

Baca juga: Dolar AS melemah karena tertekan penurunan suku bunga Fed

Federal Reserve AS pada Rabu (30/10/2019) menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan penetapan suku bunga Fed, memangkas target suku bunga dana federal ke kisaran 1,5 persen hingga 1,75 persen setelah menyimpulkan pertemuan kebijakan dua hari, sebagian besar sejalan dengan ekspektasi pasar.

"Memotong suku bunga adalah paket stimulus untuk ekonomi dan pasar, sehingga investor menyukainya," Peter Tuchman, seorang pedagang berpengalaman di lantai New York Stock Exchange, mengatakan kepada Xinhua.

Keputusan The Fed mengikuti rilis data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

"Kami mengambil langkah ini untuk membantu menjaga ekonomi AS tetap kuat dalam menghadapi perkembangan global dan untuk menyediakan beberapa jaminan terhadap risiko yang sedang berlangsung," kata Ketua Fed Jerome Powell kepada wartawan pada konferensi pers Rabu sore (30/10/2019), menyoroti risiko-risiko perlambatan pertumbuhan global, perkembangan kebijakan perdagangan, serta tekanan inflasi yang diredam.

Ekonomi Amerika Serikat berkembang pada tingkat tahunan sebesar 1,9 persen pada kuartal ketiga tahun ini, sedikit lebih rendah dari tingkat pertumbuhan 2,0 persen pada kuartal kedua, Departemen Perdagangan melaporkan sebelumnya pada Rabu (30/10/2019). Ini menandai perlambatan lebih lanjut dari tingkat pertumbuhan 3,1 persen di kuartal pertama.

Pertumbuhan yang lebih lambat dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal ketiga mencerminkan perlambatan dalam pengeluaran konsumsi pribadi dan pengeluaran pemerintah, serta penurunan yang lebih besar dalam investasi tetap non-perumahan, menurut departemen.

Wall Street juga memperhatikan laporan laba perusahaan. Dari perusahaan yang tergabung dalam S&P 500 yang telah melaporkan laba kuartalan sejauh ini, sekitar 74 persen telah melampaui ekspektasi analis, menurut data dari FactSet.
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019