Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan Syahrul M. Pasaribu melalui Sekda Parulian Nasution menyatakan peran instansi sangat urgen mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Menurutnya, peranserta yang konstruktif pemangku kepentingan sangat diharapkan memberikan kesadaran di tengah masyarakat akan bahaya dan sanksi serta dampak negatif apabila terjadi karhutla.

"Namun saya yakin, apabila seluruh pemangku kepentingan mulai dari TNI, Kepolisian, OPD, Kecamatan, Kelurahan, Desa, Perusahaan, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, Organisasi non pemerintah solid dan bekerja sama mengantisipasinya, mudah-mudahan karhutla tak terjadi," katanya.

Oleh karenanya, diminta kepada seluruh stakehoder kompak dan saling berkoordinasi dan pro aktif bersosialisasi agar masyarakat mengerti dampak buruk karhutla bisa terjadi.

Parulian sendiri menyampaikan itu saat sambutan sekaligus membuka acara kegiatan rencana aksi daerah penanganan karhutla tahun 2019 yang diselenggarakan BPBD Tapanuli Selatan di Tor Sibohi Nauli Hotel, Sipirok.

Peserta kegiatan ini berjumlah 50 orang dari berbagai instansi pemerintahan, unsur TNI, Kepolisian, relawan, pemerintah kecamatan, berbagai pihak perusahaan di wilayah Tapanuli Selatan.

Sedang narasumbernya Kasat Sabhara Polres Tapanuli Selatan AKP Enda Tarigan dan Samuel Hermanto Sirait dari Manggala Agni, dan Pabung Kodim 0212/TS Mayor Inf Hasran Harahap.

Kepala pelaksana BPBD Tapanuli Selatan Ilham Suhardi mengatakan tujuan diselenggarakannya kegiatan yang mulai dari 17 - 18 Oktober 2019 ini untuk mengantisipasi serta meningkatkan kesiapsiagaan berbagai instansi dalam menghadapi mengatasi potensi karhutla.

"Harapan kita (Pemkab Tapanuli Selatan) dengan digelarnya kegiatan ini kekhawatiran potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di daerah ini dapat diminimalisir," kata Ilham.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019