Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta semua.kepala daerah di wilayahnya serius mengendalikan harga barang untuk menekan inflasi pada 2019, yang hingga September tercatat cukup tinggi.
"Inflasi Sumut hingga September 2019 yang sebesar 3,49 persen itu cukup tinggi atau berada di atas angka nasional," ujarnya saat rapat koordinasi se-pemerintah daerah di Sumut dengan tema "Bersinergi Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Menuju Sumut Bermartabat" yang digelar di Kantor BI Sumut, Medan, Rabu.
Acara itu dihadiri semua pemangku kepentingan termasuk beberapa wali kota dan bupati.
Inflasi nasional hingga September 2019 tercatat hanya mencapai 2,2 persen.
Dia menegaskan inflasi yang terlalu tinggi atau rendah (deflasi) juga bisa membuat guncangan.
Inflasi yang tinggi akan menghambat pertumbuhan ekonomi, padahal potensi Sumut cukup besar.
Edy berharap Rakor Pemda Se-Sumut itu dapat memberikan hasil yang bermanfaat dan dapat dijadikan landasan membangun ekonomi Sumut yang lebih baik ke depan.
Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Widayat mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut terus berupaya menekan inflasi.
Pada September terjadi deflasi sebesar 1,81 persen yang membuat angka inflasi kumulatif menurun menjadi 3,49 persen dari 5,4 persen di posisi Agustus.
"BI dan TPID Sumut berharap hingga akhir tahun inflasi bisa ditekan seperti keberhasilan 2018," ujarnya.
Pada 2018, inflasi di Sumut bisa ditekan menjadi 1,23 persen dari sebesar 3,2 persen pada 2017.
"Angka inflasi di Sumut tiap tahun biasanya selalu berada di bawah nasional dan itu yang sedang diupayakan tahun ini," katanya.
Beberapa langkah sudah dilakukan seperti memperbaiki dan menjaga kelancaran distribusi cabai merah.
Langkah itu dilakukan setelah melihat kenaikan harga cabai merah yang selalu membuat lonjakan inflasi bukan karena ketiadaan produksi, tetapi dampak distribusi yang terganggu.
Menurut dia, produksi cabai merah Sumut ternyata dipasarkan ke provinsi lain sehingga pasokan di Sumut terganggu.
Baca juga: Sumut bentuk tim "penyelamatan" warga di Wamena
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Inflasi Sumut hingga September 2019 yang sebesar 3,49 persen itu cukup tinggi atau berada di atas angka nasional," ujarnya saat rapat koordinasi se-pemerintah daerah di Sumut dengan tema "Bersinergi Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Menuju Sumut Bermartabat" yang digelar di Kantor BI Sumut, Medan, Rabu.
Acara itu dihadiri semua pemangku kepentingan termasuk beberapa wali kota dan bupati.
Inflasi nasional hingga September 2019 tercatat hanya mencapai 2,2 persen.
Dia menegaskan inflasi yang terlalu tinggi atau rendah (deflasi) juga bisa membuat guncangan.
Inflasi yang tinggi akan menghambat pertumbuhan ekonomi, padahal potensi Sumut cukup besar.
Edy berharap Rakor Pemda Se-Sumut itu dapat memberikan hasil yang bermanfaat dan dapat dijadikan landasan membangun ekonomi Sumut yang lebih baik ke depan.
Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Widayat mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut terus berupaya menekan inflasi.
Pada September terjadi deflasi sebesar 1,81 persen yang membuat angka inflasi kumulatif menurun menjadi 3,49 persen dari 5,4 persen di posisi Agustus.
"BI dan TPID Sumut berharap hingga akhir tahun inflasi bisa ditekan seperti keberhasilan 2018," ujarnya.
Pada 2018, inflasi di Sumut bisa ditekan menjadi 1,23 persen dari sebesar 3,2 persen pada 2017.
"Angka inflasi di Sumut tiap tahun biasanya selalu berada di bawah nasional dan itu yang sedang diupayakan tahun ini," katanya.
Beberapa langkah sudah dilakukan seperti memperbaiki dan menjaga kelancaran distribusi cabai merah.
Langkah itu dilakukan setelah melihat kenaikan harga cabai merah yang selalu membuat lonjakan inflasi bukan karena ketiadaan produksi, tetapi dampak distribusi yang terganggu.
Menurut dia, produksi cabai merah Sumut ternyata dipasarkan ke provinsi lain sehingga pasokan di Sumut terganggu.
Baca juga: Sumut bentuk tim "penyelamatan" warga di Wamena
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019