Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru menyeru semua pihak untuk mengurangi emisi karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca sebagai salah satu upaya melindungi lapisan ozon bumi.

Seruan tersebut dalam keterangan tertulis PLTA Batang Toru yang disampaikan kepada Antara, Jumat (20/9) dengan adanya momentum Perayaan Hari Ozon Sedunia pada 16 September.

Kerusakan lapisan ozon merupakan ancaman sangat serius karena ozon menghalangi radiasi ultraviolet dari matahari yang berbahaya bagi tanaman, binatang, dan manusia.

Peningkatan CO2 menjadi salah satu faktor menipisnya lapisan ozon. Satu penyebab utama peningkatan emisi karbon adalah terus meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil yang berlebih yaitu untuk kebutuhan pembangkit listrik.

Menurut Firman Taufick, Communications and External Relations Director PT NSHE, penggunaan energi terbarukan seperti PLTA Batang Toru menjadi salah satu upaya penting untuk melindungi lapisan ozon dari sisi energi.

"Karena itu upaya Indonesia seperti semua negara di dunia untuk beralih ke energi terbarukan harus didukung penuh karena mengurangi emisi karbon yang penting untuk melindungi kelestarian bumi," katanya.

Selain itu, peningkatan emisi karbon dioksida dapat memicu perubahan iklim. Emisi karbon dapat memerangkap panas sinar matahari yang masuk ke bumi sehingga menyebabkan kenaikan suhu bumi yang akhirnya mengubah iklim,

Seperti menyebabkan berubahnya pola cuaca yang dapat menimbulkan peningkatan curah hujan yang tidak biasa, makin ganasnya angin dan badai bahkan terjadinya bencana alam yang memakan banyak korban.

PLTA Batang Toru, juga satu dari upaya untuk mitigasi perubahan iklim. PLTA Batang Toru yang berlokasi di aliran Sungai Batangtoru di Kecamatan Sipirok dan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, memanfaatkan sumber daya air berkonsep run of river hydropower.

"Tipe run of hydro system tidak membendung air seperti halnya tipe PLTA reservoir, tetapi memanfaatkan air yang mengalir secara alami," jelasnya.

Kehadiran PLTA Batang Toru turut berperan penting untuk mewujudkan pembangunan Indonesia rendah emisi karena pemakaian energi air, bukan fosil, dapat mengurangi emisi karbon dioksida minimal sebesar 1,6 juta ton per tahun.

"Jumlah tersebut setara dengan kurang lebih kontribusi penyerapan karbon oleh 120.000 Ha wilayah hutan dengan memakai energi air, PLTA Batang Toru juga akan berkontribusi terhadap penghematan devisa sebesar USD 400 juta/tahun karena tidak perlu lagi mengimpor bahan bakar diesel (fuel cost avoidance)," katanya.
 
Pemakaian energi air untuk pembangkit listrik maka otomatis PLTA Batang Toru secara fundamental akan mempertahankan dan selalu berkomitmen untuk menjalankan program kelestarian kawasan Ekosistem Batang Toru yang menghasilkan air sebagai bahan baku operasinya.

"Karena itu PLTA Batang Toru peduli program konservasi termasuk satwa liar di dalamnya," pungkasnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019