Sebanyak 45 peserta yang berasal dari Sumatera Utara dan Aceh bersaing ketat mengikuti kegiatan DILo Hackathon Festival 2019 bertemakan "Digitalizing Indonesia" yang berlangsung 24-25 Agustus 2019 yang bertujuan menciptakan bibit-bibit Digital Preneur yang selanjutnya siap masuk ke industri (Creative Center). 

General Manager PT Telkom Medan Sudarto kepada ANTARA di Medan, Sabtu (24/8) mengatakan kegiatan yang diselenggarakan PT Telkom ini untuk menambah lebih banyak para progammer untuk mencari peluang kreatifitas dan inovasi anak-anak muda Sumut dan Aceh dalam bertarung membuat inovasi yang bisa berguna bagi masyarakat dan pengembangan bisnis di Sumut, Aceh bahkan di Indonesia.

"Nanti hasil kreatifitas mereka bisa mengembangkan sendiri dan PT Telkom akan menfasilitasi, mendorong sampai menjadi startup yang mampu mengembangkan bisnis sendiri kedepan jauh lebih baik lagi," katanya usai membuka DILo Hackathon Festival 2019 di Medan.

Ia menambahkan Digital Innovation Lounge (DILo) Creative Camp yang dikembangkan oleh MIKTI bekerja sama dengan PT Telkom sebagai pusat interaksi peminat dan pelaku industri kreatif digital bertujuan menciptakan bibit-bibit Digital Preneur yang selanjutnya siap masuk ke industri (Creative Center) yang nantinya hasil kreatifitas tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginan yang dikembangkan.

"Jadi tidak ada batasan untuk sebuah inovasi dan kreatifitas anak-anak muda, mudah-mudahan melahirkan sebuah inovasi yang baru, karya yang baru yang nanti bisa digunakan oleh masyarakat dan dunia industri pada umumnya," tambahnya.
 
Para peserta programmer mempresentasikan produknya saat mengikuti DILo Hackathon Festival 2019 di Medan. (Antara Sumut/Septianda Perdana)

Untuk diketahui dalam DILo Hackathon Festival 2019 ada tiga kategori yang akan diperlombakan yakni "Small Medium Bussines and Government" dimana nantinya diharapkan dapat membuat layanan untuk pemerintahan seperti publik servis dan manajemen perusahaan.

Kedua, "Smart City" membuat suatu produk kota dengan model layanan yang Full Digital.

Terakhir "Big Data and Service" jadi semua industri di Indonesia dan dunia bisa memanfaatkan dan menggunakan data yang dibutuhkan dimana semua informasi bisa digunakan oleh seluruh masyarakat dan industri yang berkembang dalam konteks pengembangan bisnis.

DILo Hackathon Festival merupakan ajang kompetisi bagi para programmer Indonesia untuk menghasilkan aplikasi-aplikasi terbaik dalam 24 jam. Acara ini memiliki objective diantaranya mengeksplorasi isu-isu yang dihadapi dan solving problem di Indonesia, encourage dunia digital creative Indonesia, membangun experience yang lebih baik dan efektif bagi masyarakat Indonesia secara luas serta menumbuhkan perekonomian nasional, dan menciptakan inovasi disruptif.

Sementara itu, ditempat yang sama Wakil Wali kota Akhyar Nasution mengatakan digital ini sudah keharusan yang terus berkembang dan tumbuh menjadi bisnis startup-startup baru karena kedepan pemilik masa depan dan dunia digital adalah kalangan anak muda.

"Saat ini Pemkot Medan sedang menjalankan digitalisasi semua proses layanan dan manajemen pemerintah, salah satunya kini di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan kartu keluarga tanda tangannya sudah menggunakan QR Barcode jadi tidak tanda tangan dengan pulpen," katanya.
 

Pewarta: Septianda Perdana

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019