Pascadirawatnya Nurliana Hasugian (40), penderita orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) oleh Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Tengah, kondisinya semakin membaik. Ibu dari 8 orang anak itu kini sudah bisa diajak berbicara dan bermain.
"Alhamdulillah, kondisi ibu Nurliana sudah banyak perubahan. Kita tinggal menunggu hasil pemeriksaan dari dokter spesialis jiwa RSUD Pandan. Dan saat ini juga kita sedang mengurus berkas terkait identitas ibu Nurliana,” terang Kadis Sosial Tapteng, Parulian Sojuangon Panggabean, Jumat (2/8) di Rumah Singga Pandan.
Sejak kondisi Nurliana viral di media sosial karena harus dirantai di dapur rumah orang tuanya, Dinas Sosial Tapteng turun tangan dan merawat korban di Rumah Singgah Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Tengah.
Sembari menunggu kelengkapan berkas, Nurliana dirawat di Rumah Singgah dibawah pengawasan dokter spesialis jiwa RSUD Pandan.
Atas kondisi ekonomi dan keadaan tempat tinggal orang tua Nurliana sambung Parulian, Bupati Tapanuli Tengah telah memerintahkan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman untuk membangun rumah layak huni bagi Nurliana.
Proses pengukuran lahan sudah dilakukan dan akan dilanjutkan ke tahap pembangunan.
"Kita salut atas respon Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani yang langsung memerintahkan Dinas Tarukim untuk membangun rumah layak huni bagi ibu Nurliana dan keluarga. Selain itu juga bupati memberikan uang santunan kematian atas meninggalnya anak ibu Nurliana," katanya.
Atas perhatian dari Bupati Tapanuli Tengah dan perawatan yang dilakukan Dinas Sosial, putri kedua Nurliana, Syahriani Pasaribu (17) yang setiap hari mendampingi ibunya di Rumah Singgah Dinas Sosial Tapteng sangat terharu dan berterima kasih.
"Terima kasih bapak Bupati dan Dinas Sosial Tapanuli Tengah yang sudah memperhatikan kami. Ternyata masih ada yang peduli dengan kami," katanya sembari menyeka air matanya ketika ditemui ANTARA di Rumah Singgah Dinas Sosial Tapteng.
Untuk diketahui, Nurliana Hasugian menderita penyakit gangguan jiwa pascamelahirkan anaknya yang paling kecil.
Dimana setelah tiga minggu melahirkan, Nurliana pingsan dan tak sadarkan diri selama setengah hari, dan sesudah bangun Nurliana tidak nyambung lagi diajak bicara dan berlaku aneh.
Nurliana sempat dibawa berobat ke Rumah Sakit Jiwa di Medan dengan menggunakan Jamsostek suaminya. Setelah mendingan ia sudah diperbolehkan pulang.
Karena lupa kontrol dan obatnya habis, penyakit mamak kambuh lagi. Karena tidak ada uang dan kartu Jamsostek bapak sudah mati karena sudah keluar dari perusahaan, ibu tidak bisa kami bawa ke Medan.
"Kondisi ibu pun semakin parah dan sering merusak tanaman dan mengganggu orang, akhirnya ibu dirantai di dapur rumah nenek. Karena kami numpang tinggal di rumah nenek, sedangkan bapak sudah kawin lagi,” terang Syariani yang baru tamat dari Madrasyah Aliyah swasta Manduamas.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Alhamdulillah, kondisi ibu Nurliana sudah banyak perubahan. Kita tinggal menunggu hasil pemeriksaan dari dokter spesialis jiwa RSUD Pandan. Dan saat ini juga kita sedang mengurus berkas terkait identitas ibu Nurliana,” terang Kadis Sosial Tapteng, Parulian Sojuangon Panggabean, Jumat (2/8) di Rumah Singga Pandan.
Sejak kondisi Nurliana viral di media sosial karena harus dirantai di dapur rumah orang tuanya, Dinas Sosial Tapteng turun tangan dan merawat korban di Rumah Singgah Dinas Sosial Kabupaten Tapanuli Tengah.
Sembari menunggu kelengkapan berkas, Nurliana dirawat di Rumah Singgah dibawah pengawasan dokter spesialis jiwa RSUD Pandan.
Atas kondisi ekonomi dan keadaan tempat tinggal orang tua Nurliana sambung Parulian, Bupati Tapanuli Tengah telah memerintahkan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman untuk membangun rumah layak huni bagi Nurliana.
Proses pengukuran lahan sudah dilakukan dan akan dilanjutkan ke tahap pembangunan.
"Kita salut atas respon Bupati Bakhtiar Ahmad Sibarani yang langsung memerintahkan Dinas Tarukim untuk membangun rumah layak huni bagi ibu Nurliana dan keluarga. Selain itu juga bupati memberikan uang santunan kematian atas meninggalnya anak ibu Nurliana," katanya.
Atas perhatian dari Bupati Tapanuli Tengah dan perawatan yang dilakukan Dinas Sosial, putri kedua Nurliana, Syahriani Pasaribu (17) yang setiap hari mendampingi ibunya di Rumah Singgah Dinas Sosial Tapteng sangat terharu dan berterima kasih.
"Terima kasih bapak Bupati dan Dinas Sosial Tapanuli Tengah yang sudah memperhatikan kami. Ternyata masih ada yang peduli dengan kami," katanya sembari menyeka air matanya ketika ditemui ANTARA di Rumah Singgah Dinas Sosial Tapteng.
Untuk diketahui, Nurliana Hasugian menderita penyakit gangguan jiwa pascamelahirkan anaknya yang paling kecil.
Dimana setelah tiga minggu melahirkan, Nurliana pingsan dan tak sadarkan diri selama setengah hari, dan sesudah bangun Nurliana tidak nyambung lagi diajak bicara dan berlaku aneh.
Nurliana sempat dibawa berobat ke Rumah Sakit Jiwa di Medan dengan menggunakan Jamsostek suaminya. Setelah mendingan ia sudah diperbolehkan pulang.
Karena lupa kontrol dan obatnya habis, penyakit mamak kambuh lagi. Karena tidak ada uang dan kartu Jamsostek bapak sudah mati karena sudah keluar dari perusahaan, ibu tidak bisa kami bawa ke Medan.
"Kondisi ibu pun semakin parah dan sering merusak tanaman dan mengganggu orang, akhirnya ibu dirantai di dapur rumah nenek. Karena kami numpang tinggal di rumah nenek, sedangkan bapak sudah kawin lagi,” terang Syariani yang baru tamat dari Madrasyah Aliyah swasta Manduamas.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019