Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka membuka program studi (prodi) baru yaitu Sains Perkopian di Aula Polbangtan Medan Jalan Binjai KM 10, Sabtu (27/7).
FGD ini mengangkat tema "Dukungan jejaring kemitraan dalam pembukaan prodi Sains Perkopian," dengan narasumber Manager Starbuck Farmer Support Center Brastagi dan Ketua Asosiasiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia.
Pesertanya sebanyak 40 orang berasal dari Pusdiktan Kementan Jakarta, BPTP Sumut, SMK N 1 Kota Nopan, Koptan dari Kabupaten Simalungun, Koptan dari Sipirok, Tapanuli Selatan, Tutu cafe Medan, Dosen dan pejabat struktural Polbangtan Medan.
Output dari kegiatan ini adalah diperolehnya masukan terkait kurilukum dalam pembukaan prodi Sains Perkopian, terbangunnya jejaring kemitraan dengan instansi terkait dan stakeholder kopi serta peluang pasar kerja bagi lulusan.
Polbangtan Medan sendiri saat ini telah memiliki 3 prodi yaitu Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Penyuluhan Perkebunan Presisi dan Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan.
"Mudah-mudahan Menristekdikti dapat mewujudkan prodi Sains Perkopian," kata Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini, Sabtu malam.
Yuliana mengatakan prodi Sains Perkopian mengingat peluang dan potensi perkopian Sumatera Utara sangat menjanjikan ke depan. Sekaligus pemenuhan permintaan dunia kerja dan dunia industri perkopian.
"Perkopian memiliki prospek dan peluang yang sangat besar dalam dunia usaha dan industri baik di sektor dalam negeri dan internasional," katanya sembari menyehutkan rencana prodi baru ini dengan 144 SKS.
Sementara Manager Starbuck Farmer Support Center Berastagi Dr Surip Mawardi SU mengatakan lulusan prodi Sains Perkopian sangat berpeluang menjadi wirausahawan bidang perkopian yang memenuhi pasar kerja dari hulu hingga hilir.
"Kopi saat ini sebagai life style bagi generasi muda. Dalam wirausaha kopi nantinya harus memperhatikan perilaku dan kecenderungan konsumen," kata Surip memberi harapan positif.
Sedang Ketua Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Provinsi Sumatera Utara yang juga Dirut PT Kirana Tiga Delapan Medan, Saidul Alam mengatakan agar lulusan petani kopi yang profesional dapat menerapkan standar operasional prosedur (SOP ) atau menerapkan good agriculture praktice (GAP ) kopi sehingga kualitas kopi dari hulu sebagai bahan baku mempunyai nilai mutu yang baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
FGD ini mengangkat tema "Dukungan jejaring kemitraan dalam pembukaan prodi Sains Perkopian," dengan narasumber Manager Starbuck Farmer Support Center Brastagi dan Ketua Asosiasiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia.
Pesertanya sebanyak 40 orang berasal dari Pusdiktan Kementan Jakarta, BPTP Sumut, SMK N 1 Kota Nopan, Koptan dari Kabupaten Simalungun, Koptan dari Sipirok, Tapanuli Selatan, Tutu cafe Medan, Dosen dan pejabat struktural Polbangtan Medan.
Output dari kegiatan ini adalah diperolehnya masukan terkait kurilukum dalam pembukaan prodi Sains Perkopian, terbangunnya jejaring kemitraan dengan instansi terkait dan stakeholder kopi serta peluang pasar kerja bagi lulusan.
Polbangtan Medan sendiri saat ini telah memiliki 3 prodi yaitu Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Penyuluhan Perkebunan Presisi dan Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan.
"Mudah-mudahan Menristekdikti dapat mewujudkan prodi Sains Perkopian," kata Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini, Sabtu malam.
Yuliana mengatakan prodi Sains Perkopian mengingat peluang dan potensi perkopian Sumatera Utara sangat menjanjikan ke depan. Sekaligus pemenuhan permintaan dunia kerja dan dunia industri perkopian.
"Perkopian memiliki prospek dan peluang yang sangat besar dalam dunia usaha dan industri baik di sektor dalam negeri dan internasional," katanya sembari menyehutkan rencana prodi baru ini dengan 144 SKS.
Sementara Manager Starbuck Farmer Support Center Berastagi Dr Surip Mawardi SU mengatakan lulusan prodi Sains Perkopian sangat berpeluang menjadi wirausahawan bidang perkopian yang memenuhi pasar kerja dari hulu hingga hilir.
"Kopi saat ini sebagai life style bagi generasi muda. Dalam wirausaha kopi nantinya harus memperhatikan perilaku dan kecenderungan konsumen," kata Surip memberi harapan positif.
Sedang Ketua Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Provinsi Sumatera Utara yang juga Dirut PT Kirana Tiga Delapan Medan, Saidul Alam mengatakan agar lulusan petani kopi yang profesional dapat menerapkan standar operasional prosedur (SOP ) atau menerapkan good agriculture praktice (GAP ) kopi sehingga kualitas kopi dari hulu sebagai bahan baku mempunyai nilai mutu yang baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019