Sisa-sisa kayu bakar alat memasak di dapur (bara api) diduga menjadi penyebab terpanggangnya lima bocah dalam sebuah rumah yang terbakar di Lingkungan III Keluarahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada Jumat (7/6) malam.
"Dugaan kuat sumber api yang membakar sebuah rumah malam kejadian sekira pukul 21-00 - 23.00 WIB itu berasal dari sisa-sisa kayu bakar/bara api sisa memasak di dapur rumah," Kapolsek Batang Toru AKP DMZ Harahap kepada ANTARA, Minggu (9/6) pagi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan, juga mengatakan penyebab terbakarnya rumah penduduk bernama Yanuari Waruwu itu diduga akibat rembesan arang kayu bakar sisa masak didapur rumah tersebut.
Kehadiran Kapolsek DMZ Harahap yang turun bersama sejumlah anggota yakni Kanit Res Ipda Anil D.Siregar, Aiptu Subroto (Bhabinkamtibmas), Aiptu Siryanto (Kanit Intel), Bripka Marhaman Sianturi dan Leo Nababan (piket yanmas) dilokasi duka, Sabtu (8/6) sempat ditolak disalah tafsirkan pihak keluarga korban.
"Kehadiran kami sebenarnya untuk olah tempat kejadian perkara namun ditolak oleh abang ayah korban (uwak). Alasannya, pihak korban tidak keberatan, tidak menuntut dan menyadari murni musibah kebakaran, bahkan autopsi kelima bocah terpanggang juga ditolak," terang Kapolsek.
Baca juga: Lima bocah di Tapsel tewas terpanggang
Namun demikian pihak kepolisian menyadari dan menghargai apa yang dirasakan dan permintaan pihak korban. Rencananya kepolisian sesegera akan kembali menemui orangtua dan famili korban memintai keterangan lebih lanjut.
Informasi dari Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Selatan Ilham Suhardi bersama Kabid Kedaruratan/Logistik Hotmatua Rambe, rumah yang terbakar itu berukuran 4 x 4 meter lokasinya berada diatas perbukitan.
"Bangunan rumah itu terbuat dari papan dimana ruang digunakan untuk tidur langsung berhadapan area dapur dekat satu-satunya pintu keluar rumah tersebut," kata Hotmatua, seraya mengatakan untuk menjangkau lokasi hanya bisa dengan berjalan kaki berjam-jam bahkan signal telepon selular juga tidak ada.
Menurut Kapolsek dari simpang jalan umum (Baung Putih) Kelurahan Rianiate menuju TKP bisa menghabiskan waktu berjalan kaki menyusuri lembah dan tebing 45 derajat lebih antara 3-4 jam bagi yang tidak biasa bisa sampai lima jam.
Sebelumnya diberitakan lima bocah tewas akibar terbakarnya sebuah rumah di Tapanuli Selatan yaitu Fifi Ceria Nursicu Waruwu (10 tahun), Fince Ardila Waruwu (7 tahun), Firsan Nutrisari Waruwu (7 tahun), Firjan Henra Kurniawan Waruruwu (laki-laki 4 tahun), dan Firna Indah Melati Waruwu (2 tahun).
Peristiwa diketahui setelah kedua orangtua para korban, Yanuari Waruru dan isteri bersama seorang saudara korban kembali pulang dari mengikuti kegiatan gereja dan mendapati kondisi rumah sudah rata dengan tanah.
Selain merengut lima nyawa manusia yang susah untuk dikenali akibat gosong, api juga menghanguskan harta benda korban berupa dokumen kependudukan seperti KTP, KK, Akta Kelahiran Anak, STNK Sepeda Motor dan BPKB nya, serta isi perlengkapan rumah lainnya yang ditaksir kerugian mencapai Rp50 juta lebih.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Dugaan kuat sumber api yang membakar sebuah rumah malam kejadian sekira pukul 21-00 - 23.00 WIB itu berasal dari sisa-sisa kayu bakar/bara api sisa memasak di dapur rumah," Kapolsek Batang Toru AKP DMZ Harahap kepada ANTARA, Minggu (9/6) pagi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan, juga mengatakan penyebab terbakarnya rumah penduduk bernama Yanuari Waruwu itu diduga akibat rembesan arang kayu bakar sisa masak didapur rumah tersebut.
Kehadiran Kapolsek DMZ Harahap yang turun bersama sejumlah anggota yakni Kanit Res Ipda Anil D.Siregar, Aiptu Subroto (Bhabinkamtibmas), Aiptu Siryanto (Kanit Intel), Bripka Marhaman Sianturi dan Leo Nababan (piket yanmas) dilokasi duka, Sabtu (8/6) sempat ditolak disalah tafsirkan pihak keluarga korban.
"Kehadiran kami sebenarnya untuk olah tempat kejadian perkara namun ditolak oleh abang ayah korban (uwak). Alasannya, pihak korban tidak keberatan, tidak menuntut dan menyadari murni musibah kebakaran, bahkan autopsi kelima bocah terpanggang juga ditolak," terang Kapolsek.
Baca juga: Lima bocah di Tapsel tewas terpanggang
Namun demikian pihak kepolisian menyadari dan menghargai apa yang dirasakan dan permintaan pihak korban. Rencananya kepolisian sesegera akan kembali menemui orangtua dan famili korban memintai keterangan lebih lanjut.
Informasi dari Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Selatan Ilham Suhardi bersama Kabid Kedaruratan/Logistik Hotmatua Rambe, rumah yang terbakar itu berukuran 4 x 4 meter lokasinya berada diatas perbukitan.
"Bangunan rumah itu terbuat dari papan dimana ruang digunakan untuk tidur langsung berhadapan area dapur dekat satu-satunya pintu keluar rumah tersebut," kata Hotmatua, seraya mengatakan untuk menjangkau lokasi hanya bisa dengan berjalan kaki berjam-jam bahkan signal telepon selular juga tidak ada.
Menurut Kapolsek dari simpang jalan umum (Baung Putih) Kelurahan Rianiate menuju TKP bisa menghabiskan waktu berjalan kaki menyusuri lembah dan tebing 45 derajat lebih antara 3-4 jam bagi yang tidak biasa bisa sampai lima jam.
Sebelumnya diberitakan lima bocah tewas akibar terbakarnya sebuah rumah di Tapanuli Selatan yaitu Fifi Ceria Nursicu Waruwu (10 tahun), Fince Ardila Waruwu (7 tahun), Firsan Nutrisari Waruwu (7 tahun), Firjan Henra Kurniawan Waruruwu (laki-laki 4 tahun), dan Firna Indah Melati Waruwu (2 tahun).
Peristiwa diketahui setelah kedua orangtua para korban, Yanuari Waruru dan isteri bersama seorang saudara korban kembali pulang dari mengikuti kegiatan gereja dan mendapati kondisi rumah sudah rata dengan tanah.
Selain merengut lima nyawa manusia yang susah untuk dikenali akibat gosong, api juga menghanguskan harta benda korban berupa dokumen kependudukan seperti KTP, KK, Akta Kelahiran Anak, STNK Sepeda Motor dan BPKB nya, serta isi perlengkapan rumah lainnya yang ditaksir kerugian mencapai Rp50 juta lebih.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019