Dari sekian banyak jenis kuliner yang dijual oleh pedagang di Pasar Ramadhan di Kota Tanjungbalai, bubur pedas merupakan menu favorit yang paling diminati warga sebagai panganan berbuka puasa.

Pantauan Antara, Selasa (7/4), mulai pukul 15.00 WIB, panganan seperti lauk pauk, anyang, aneka kue basah dan gorengan serta minuman tradisional hingga moderen, ditata apik oleh pedagang pasar Ramadhan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan S Parman/Listrik, Tanjungbalai.

Keramaian usaha kuliner di lokasi pasar Ramadhan itu juga mengundang minat konsumen dari luar daerah, seperti Bagan Asahan, Simpang Empat dan Sungai Kepayang, Kabupaten Asahan.

Rustam warga Simpang Empat, Asahan, mengaku jika sehari tidak menikmati bubur pedas makanan khas Melayu itu, berbuka puasa menjadi tidak nikmat atau serasa ada yang kurang. 

"Saya tiap hari beli bubur pedas. Kalau buka puasa tidak makan ini (bubur pedas) serasa kurang pas," katanya.

Menurut pria 48 tahun itu, selain enak dengan ciri khas rasa rempah, harga yang terjangkau membuatnya rela menempuh jarak hampir 11 kilometer hanya untuk "berburu" bubur pedas tersebut.

"Ini tidak dijual setiap saat, adanya hanya bulan puasa (Ramadhan), jadi, walapun lumayan jauh saya rela ke Tanjungbalai untuk membeli bubur pedas. Anak dan istri saya juga suka memakannya," ujar Rustam.

Seorang pedagang, Ecy (35 tahun) menjelaskan, bubur pedas dagangannya diracik dari bahan seperti ubi, kentang, keladi, serta berbagai jenis umbi-umbian lainnya.

Bahan lain berupa santan kelapa, ayam dan ikan panggang dipadukan dan diolah dengan resep turun temurun dari leluhurnya menggunakan rempah-rempah diantaranya ketumbar, merica, buah pala, kapulaga dan beberapa jenis rempah lainya.

Untuk satu porsi bubur pedas setara 1 mangkok dibandrol dengan harga Rp10 ribu. Namun, jika ada konsumen yang ingin membeli Rp5.000, Ecy tidak menolak. Hanya saja, takarannya dikurangi menjadi lebih sedikit.

"Tiap hari bisa terjual dua hingga tiga dandang. Kalau ditakar, sekitar 200 ke 230 mangkok. Keuntungannya bekisar empat hingga lima ratus ribu rupiah," ujar Ecy yang setiap berjualan dibantu adiknya, Abil.

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019