Dapat dipastikan bahwa keberadaan PembangkitListrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru tidak akan memenagruhi atau mengurangi debit air Sungai Batangtoru.

"Logikanya air untuk memutar turbin kembalinya ke sungai Batangtoru itu juga," Firman Taufick, Senior Executive for External Realations PT.North Sumatera Hydro Energi (NSHE) kepada ANTARA.

Multitafsir di masyarakat akibat 'miskomunikasi' sungai Batangtoru bakal mengalami kekeringan atas kehadiran PLTA berkapasitas 510 MW (megawatt) tidak benar.

"PLTA Batangtoru di kawasan Batangtoru di Sipirok dan Marancar ini secara fundamental akan mempertahankan kelestarian kawasan yang menhasilkan air sebagai bahan baku operasinya," katanya.

Selain komit mempertahankan kelestarian keragaman hayati termasuk satwa di wilayah Batangtoru, pembangunan PLTA ini sudah melalui kajian-kajian nasional dan international.

 "PLTA ini nantinya akan berkontribusi mengurangi emisi karbon sebesar 1,6 - 2,2 M Ton/tahun atau sebesar 4% dari target nasional. Artinya, mendukung langkah konkrit implementasi kesepakatan Paris," jelasnya.

Masyarakat hilir sungai Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan tidak perlu cemas apalagi khawatir karena dapat dipastikan debit air sungai tidak bakal berkurang akibat PLTA.

"Dapat saya pastikan debit air tidak akan berkurang dengan kehadiran proyek strategis nasional untuk membantu mewuudkan pembangunan listrik EBT 35 ribu MW di Indonesia," sebutnya.

Bahkan dampak positif PLTA Batangtoru dikawasan Sipirok dan Marancar ini sebuah solusi mengatasi krisis listrik atau setidaknya mengurangi peran pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Belawan pada beban puncak Sumatera Utara.

Agus Djoko Ismanto (Adji), Senior Advisor Lingkungan NSHE terpisah menjelaskan bahwa PLTA Batangtoru ramah lingkungan pada kawasan Areal Penggunaan Lain (APL) ini menerapkan sistem run off river hydropower sehingga tak perlu menampung air dalam jumlah yang banyak," katanya.

"Proyek ini tidak menampung banyak air, bahkan airnya pun akan tetap mengalir ke hilir selama 24 jam sehingga aliran sungai tidak terganggu walau adanya bendungan karena secara sirkulasi air tetap mengalir (dilepas) terus menerus," sebutnya.

Sementara Ketua Dewa n Pimpinan  Wilayah(DPW) Sarekat Hijau Indonesia dan Jaringan  Advokasi Masyarakat Marjinal (JAMM) Hendrawan Hasibuan, dihubungi ANTARA, Jumat, mengatakan semua pihak harus bertanggungjawab atas kelestarian ekosistem Batangtoru.

"Tidak saja pihak PLTA Batangtoru, namun semua pihak mari bersama-sama menjaga blok Batangtoru dilestarikan termasuk keragaman hayatinya baik flora dan fauna, disamping memerhatikan kehidupan sosial masyarakatnya," kata Hendrawan.

Hendrawan memastikan air penting untuk kelangsungan PLTA Batangtoru. "Mari kita jaga ekosistem dan lingkungan dengan melindungi hutan sebagai kantong-kantong air dari tangan-tangan jahil," imbaunya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019