Asosiasi industri minyak nabati India,The Solvent Extractors Association of India (SEA) menyatakan siap mempromosikan minyak sawit Indonesia yang berkelanjutan di India karena merasa India berkepentingan akan produk itu.
"Kami siap mempromosikan minyak sawit Indonesia dengan ISPO (Indonesia Sustainability Palm Oil) di India di tengah ada juga kesepakatan untuk mempromosikan IPOS (India Palm Oil Sustainability)," ujar President SEA, Atul Chaturvedl, di Medan, Senin.
Dia mengatakan itu usai bersama Solidaridad Network Asia Limited (SNAL) dan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) serta pejabat Kementerian Koordinator bidang Perekonomian meninjau ke Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.
Atul mengakui, komitmen untuk mempromosikan minyak sawit Indonesia di India itu juga melihat keseriusan Indonesia menjalankan program sawit berkelanjutan, termasuk juga menindaklanjuti nota kesepahaman (MoU) antara SEA, DMSI dan SNAL yang ditandatangani di Jakarta pada 16 Juli 2018.
Adapun sistem promosinya, kata dia, akan disepakati lagi dalam pertemuan dengan DMSI dan Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Medan, pada Rabu, 26 Maret 2018.
Menurut Atul, kampanye negatif sawit Indonesia yang dilakukan pihak lain sudah dirasakan atau sampai di India. Tetapi, katanya, India masih.merasa berkepentingan dengan sawit Indonesia yang menjadi produsen terbesar dunia.
Atul menyebutkan, dari 9 jutaan ton minyak sawit yang diimpor India setiap tahun, sekitar enam jutaan ton berasal dari Indonesia. "Jadi kami (India) merasa penting akan minyak sawit Indonesia," katanya.
Dia juga menilai, upaya Indonesia lebih gencar mempromosikan sawit berkelanjutan sudah benar karena selama ini Indonesia lebih banyak diam saat kampanye negatif sawit begitu gencar.
"India memang punya target memperluas kebun sawit hingga dua juta hektare dari dewasa ini yang masih 300ribuan hektare.Tapi sekarang, India masih butuh sawit Indonesia," katanya.
Ketua DMSI, Derom Bangun, menyebutkan, pengusaha sawit di Indonesia memang terus gencar melawan kampanye negatif sawit.
Banyak cara dilakukan mulai dari terus berbenah menjadi perkebunan dan industri sawit berkelanjutan hingga bekerja sama dengan asosiasi seperti SEA.
"Kalau tahun lalu ada MoU DMDI dengan SEA India, maka tahun ini akan langsung menyepakati aksi promosi sawit berkelanjutan itu," katanya.
Dibawanya pengusaha India ke PPKS Medan, ujar Derom, bertujuan untuk memperlihatkan sawit berkelanjutan Indonesia yang juga dimulai dari produksi benih sawit.
Asisten Deputi Perkebunan dan Hortikultura Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Wilistra Danny menegaskan, pemerintah Indonesia mendukung langkah kerja sama antarpengusaha (B to B) Indonesia dan India soal kampanye positif sawit.
"Setelah kesepakatan antarpengusaha atau asosiasi terwujud, maka tentunya pemerintah akan lebih enak menyepakati kesepakatan,"katanya.
Bagaimanapun yang tau situasi perdagangan, ujar Wilistra Danny adalah pengusaha.
Pemerintah Indonesia sendiri, katanya sudah mempersiapkan beberapa opsi kebijakan untuk menjaga perdagangan sawit di India khususnya dalam menyikapi kebijakan India yang menaikkan bea masuk CPO Indonesia yang cukup tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019