Calon petani millenial, istilah bagi mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, melakukan kegiatan dasar pada tanaman pelindung di lahan area kampus.

Direktur Polbangatan Medan Yuliana Kansrini, di Medan, Sabtu, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan langkah awal sebelum "intercopping" (tumpangsari pada lahan sama) demplot dilakukan.

Selama kegiatan mahasiswa jurusan perkebunan A yang ditanggungjawabi Rahmad Guntur selaku komandan tingkat ini langsung diawasi dosen pembimbing Merlyn Mariana, Arie Hapsan Basri, dan Windy Manullang.

Salah satu dosen pembimbing Arie Hapsan Hasan Basri menjelaskan bahwa tanaman pelindung yang akan ditanam berjenis lamtaro beberapa hari setelah (selesai) pemupukan dasar sebagai indikator penting dalam budidaya tanaman.

Baca juga: Polbangtan Medan dorong mahasiswanya jadi pengusaha
Baca juga: Polbangtan Medan - PT.Bisi Internasional budidaya cabai merah

"Lamtaro nantinya akan dapat mengurangi cahaya berlebihan yang diserap oleh tanaman utama, serta melembabkan tanah dan menekan pertumbuhan gulma," katanya.

Teknik budidaya yang diterapkan dengan metode demplot meng-intercropping tanaman kopi dengan cabai, dan lada,"mudah-mudahan hasil produksi berbagai jenis komoditi nantinya optimal," harapnya.   

Tentu untuk mempertahankan struktur tanah tetap baik Polbangtan Medan menggunakan pupuk organik. Sebab, jika struktur tanah tetap baik maka produksi tanaman pun terjamin.

"Pupuk organik dapat dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah," kata Hapsan. Dalam kegiatan ini mahasiswa menggunakan dosis 2 Kg/lobang tanaman pelindung.

Salah satu mahasiswa Ema Afrida mengatakan selaku calon petani millenial sangat mendukung kegiatan ini, karena kegitan ini cocok diterapkan untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Sehingga produksinya tetap optimal dan struktur tanah terjaga.

Baca juga: Polbangtan Medan raih penghargaan AICO 2019 dari UNRI
Baca juga: Polbangtan Medan ciptakan limbah eceng gondok menjadi "harta karun" berharga

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019