Dinas Pertanian Tapanuli Selatan menyatakan Indeks Pertanaman (IP) padi sawah di Tapanuli Selatan tiga tahun terakhir meningkat.

"Dari 2,05 pada 2016 naik menjadi 2,35 di 2017 bahkan naik lagi menjadi 2,51 di tahun 2018," kata Kepala Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, Bismrak Muaratua Siregar didampingi Kaseksi Metode dan Informasi Bidang Penyuluhan, Yenni Lubis, di Sipirok, Rabu.

Naiknya IP ini, kata dia, tidak lepas dari atensi pemerintah dalam rangka gencarnya program upaya khusus (Upsus) Pajale (padi jagung kedele) sekaligus meningkatkan pendapatan petani utamanya di daerah ini.

"Seperti perbaikan irigasi untuk mencukupi sumber air pertanian, bantuan benih, bantuan alat-alat mesin pertanian masa pengolahan lahan hingga pasca panen baik dari pusat provinsi maupun daerah," katanya.

Adapun luas baku sawah Tapanuli Selatan pada 2016 tercatat (seluas 17.597 Ha) naik menjadi (seluas 17.817 Ha) pada tahun 2018.  

Dijelaskan, dari luas tanam padi sawah di 2016 (36.061 Ha) luas panennya mencapai (33.914 Ha), di 2017 dari (40.973 Ha) luas tanam berhasil penen (38.495 Ha), sedang 2018 dengan luas tanam (44.797 Ha) luas panennya (45.857 Ha).

"Terhitung mulai musim tanam Oktober 2015 - September 2016," katanya.

Demikian hasil padi gogo di 2016 luas tanam (3.688 Ha) luas panen (2.729 Ha), di 2017 luas tanam (13.456 Ha) luas panen (8.788 Ha), dan di 2018 luas tanam (22.594 Ha) panennya seluas (18.645 Ha).

"Penurunan luas panen baik padi sawah maupun padi gogo diakibatkan berbagai faktor seperti serangan hama tanaman, bibit serta faktor cuaca yang tidak menentu," ujarnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019