Medan (Antaranews SUmut) - Negara Republik Rakyat Tiongkok atau RRT masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar Sumatera Utara dengan nilai ekspor di 2018 sebesar 1, 060 miliar.dolar AS.   
     
"Meski ada penurunan ekspor sebesar 7, 24 persen dari 2017 yang sudah 1,143 miliar dolar AS, tetapi ekspor.ke RRT itu tetap terbesar," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Selasa.

Menurut dia, ekspor ke RRT bisa jadi terbesar karena banyak permintaan dari negara itu untuk golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati yang di dalamnya ada crude palm oil (CPO).

Serta karet dan barang dari karet, kopi, teh dan rempah - rempah dan termasuk ikan dan udang.

Setelah RRT, negara  tujuan ekspor terbesar Sumut adalah ke Amerika Serikat yang pada 2018 senilai 1, 058 miliar dolar AS.

Kemudian ke India senilai 612, 707 juta dolar AS dan Jepang 516, 086 juta dolar AS serta Malaysia 270,134 juta dolar AS.

"Pada umumnya, ekspor  terbesar Sumut ke negara itu juga berupa golongan lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet," ujar Syech Suhaimi.

Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, ekspor ke RRT itu harus ditingkatkan lagi.

Alasan dia, selain ekspor tren menurun, di tahun 2018 sudah terjadi defisit perdagangan antara Sumut dan RRT.

Data, kata Wahyu yang dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu menunjukkan pada 2018,  nilai impor Sumut dari RRT sudah sebesar 1, 719 miliar dolar AS atau defisit 658, 440 juta dolar AS dari ekspor yang 1,060 miliar dolar AS.

"Yang mengkhawatirkan impor Sumut dari RRT itu termasuk bahan pangan dan pupuk," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019