Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Petani cabai di Kabupaten Tapanuli Selatan mulai menjerit akibat rendahnya harga jual ditingkat petani.

Salah seorang petani cabai Sipirok Mara Adil Hutasuhut kepada Antara di Sipirok, Kamis, mengatakan, penurunan harga mencapai delapan ribu per kilo ditingkat petani.

"Tiga minggu kebelakang harga sempat Rp25 ribu per kilo turun dan terus turun hingga delapan ribu per kilo,"katanya.

Dampaknya gairah petani cabai Sipirok untuk merawat tanaman cabai kebunnya juga ikut menjadi menurun.

Alasannya kata dia, ongkos produksi dan hasil tak sebanding, dimana upah satu orang memetik cabai dalam sehari bisa mencapai Rp70 ribu.

Menurut dia turunnya harga jual cabai merah keriting di tingkat petani diduga disebabkan membanjirnya hasil produksi baik lokal maupun yang masuk dari luar daerah.

"Kemungkinan banyak petani cabai Tapanuli Selatan waktu panennya bersamaan, tambah masuk lagi dari luar daerah seperti Tapanuli Utara dan Berastagi,"sebutnya.

Ia berharap adanya perhatian dari pihak pemerintah untuk dapat mengendalikan harga cabai ini agar tidak terus mengalami penurunan.

Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Tua Ali Saib Siregar dihubungi di Sipirok, Kamis, mengatakan harga cabai merah keriting di seluruh pasar-pasar tradisional Tapanuli Selatan dikisaran Rp12 ribu per kilonya.

"Beberapa pekan terakhir di Tapanuli Selatan memang terjadi penurunan harga beli cabai ditingkat petani yang diduga membanjirnya cabai lokal tambah masuknya pasokan cabai luar daerah,"katanya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019