Medan (Antaranews Sumut) - Kepolisian Daerah Sumatera Utara saat ini tengah melakukan kajian terhadap bencana alam tanah longsor yang terjadi di jalan nasional di jalur Pematang Siantar- Parapat, Kabupaten Simalungun yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas.
"Namun hingga kini belum dapat dipastikan penyebab longsor tersebut," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto di Medan, Sabtu (5/1).
Dalam beberapa hari ini, menurut dia, bencana longsor itu telah berulang kali terjadi di kawasan jembatan kembar atau sekitar satu kilometer dari kawasan wisata Parapat.
"Jadi, bila terjadi longsor, arus lalu lintas di kawasan itu lumpuh total, sehingga petugas berulang kali harus membersihkan material di badan jalan," ujar Kapolda.
Ia mengatakan, tingginya curah hujan yang terjadi pada pekan ini membuat debit air menuju aliran sungai meningkat. Hal itu kemungkinan menjadi penyebab longsor di jembatan kembar Parapat.
Arus lalu lintas di jalan nasional Kota Pematangsiantar - Parapat menuju daerah Tapanuli atau sebaliknya sendiri pada Sabtu (5/1) pagi sudah bisa dilalui dua arah
"Sudah bisa dari dua arah, secara bergantian, dan buka tutup," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Simalungun, Ramadhani Purba.
Sistem buka tutup dilakukan sekaitan masih berlangsungnya pembersihan material longsoran tanah berlumpur di jembatan kembar Sidua-dua di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.
Jembatan itu merupakan lokasi terdampak longsor bukit Bangun Dolok yang terjadi sejak 18 Desember 2018 dan tercatat sudah tujuh kali.
Pada peristiwa itu, enam kendaraan, dua di antaranya sepeda motor, sewaktu melintas, terkena longsoran material, namun tidak ada korban jiwa.
Saat ini, tim gabungan dari Pemprov Sumut, Pemkab Simalungun, Kepolisian dan TNI melakukan peninjauan langsung ke sumber longsor di Bukit Bangun Dolok.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Namun hingga kini belum dapat dipastikan penyebab longsor tersebut," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto di Medan, Sabtu (5/1).
Dalam beberapa hari ini, menurut dia, bencana longsor itu telah berulang kali terjadi di kawasan jembatan kembar atau sekitar satu kilometer dari kawasan wisata Parapat.
"Jadi, bila terjadi longsor, arus lalu lintas di kawasan itu lumpuh total, sehingga petugas berulang kali harus membersihkan material di badan jalan," ujar Kapolda.
Ia mengatakan, tingginya curah hujan yang terjadi pada pekan ini membuat debit air menuju aliran sungai meningkat. Hal itu kemungkinan menjadi penyebab longsor di jembatan kembar Parapat.
Arus lalu lintas di jalan nasional Kota Pematangsiantar - Parapat menuju daerah Tapanuli atau sebaliknya sendiri pada Sabtu (5/1) pagi sudah bisa dilalui dua arah
"Sudah bisa dari dua arah, secara bergantian, dan buka tutup," kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Simalungun, Ramadhani Purba.
Sistem buka tutup dilakukan sekaitan masih berlangsungnya pembersihan material longsoran tanah berlumpur di jembatan kembar Sidua-dua di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.
Jembatan itu merupakan lokasi terdampak longsor bukit Bangun Dolok yang terjadi sejak 18 Desember 2018 dan tercatat sudah tujuh kali.
Pada peristiwa itu, enam kendaraan, dua di antaranya sepeda motor, sewaktu melintas, terkena longsoran material, namun tidak ada korban jiwa.
Saat ini, tim gabungan dari Pemprov Sumut, Pemkab Simalungun, Kepolisian dan TNI melakukan peninjauan langsung ke sumber longsor di Bukit Bangun Dolok.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019