Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Masyarakat (petani) Kabupaten Tapanuli Selatan patut berbangga dan bersyukur, karena lima dari sekian varietas padi lokal yang ada sudah mendapatkan sertifikat dari Pemerintah RI.
"Ini merupakan pertama kali dalam sejarah pertanian sejak lahirnya Kabupaten Tapanuli Selatan,"kata Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu.
Dengan demikian kelima varietas padi yaitu varietas padi Sipulo, Silatihan, Silottik, Siporang, dan varietas padi Sipulo Pandan secara hukum di pusat perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian, dan menjadi milik masyarakat Tapanuli Selatan.
"Sertifikatnya di keluarkan oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI dan tercatat dalam daftar umum DVT,"kata Bupati melalui Kadis Pertanian Tapanuli Selatan Bismark Muaratua Siregar didampingi Kabid Ketahanan Pangan Iswal Parningotan kepada Antara di Sipirok, Kamis.
Ia menyatakan daerah di diluar Kabupaten Tapanuli Selatan tidak boleh ada yang mengklaim kelima varietas padi tersebut karena melanggar hukum.
"Yang jelasnya kelima varietas padi itu sudah menambah khasanah kekayaan produk pertanian sawah Tapanuli Selatan hingga nantinya ke anak cucu,"kata Bismark.
Sertifikat varietas padi itu terwujud tidak lepas dari proses panjang atas permohonan Bupati Syahrul M.Pasaribu ke pihak Pemerintah Pusat RI, dengan tujuan agar komoditi pertanian lokal betul-betul terlindungi oleh hukum.
"Bahkan pihak UPT Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (dulunya BPSB atau Balai Pengawasan dan sertifikasi Benih) Provinsi Sumatera Utara juga akan mengeluarkan label biru kelima variteas padi lokal Tapsel tersebut,"ujarnya.
Kata dia, dampak benih padi berlabel (sertifikat) akan dapat mendorong peningkatan produksi pertanian sawah karena semain dikenal luas dan peminatnya juga bisa semakin tinggi pula.
"Semua langkah tersebut tidak lepas visi misi mewujudkan masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan yang sejahtera disamping sehat dan cerdas,"pungkasnya.
Menurut Bismark untuk varietas Sipulo potensi hasil 5,8 - 6 ton / Hektare (ha), Silatihan ( 5,8 ton/ Ha), Silottik (6,2 ton/Ha), Siporang (6 ton/Ha), Sipulo Pandan (5,9 ton/Ha).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
"Ini merupakan pertama kali dalam sejarah pertanian sejak lahirnya Kabupaten Tapanuli Selatan,"kata Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu.
Dengan demikian kelima varietas padi yaitu varietas padi Sipulo, Silatihan, Silottik, Siporang, dan varietas padi Sipulo Pandan secara hukum di pusat perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian, dan menjadi milik masyarakat Tapanuli Selatan.
"Sertifikatnya di keluarkan oleh Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI dan tercatat dalam daftar umum DVT,"kata Bupati melalui Kadis Pertanian Tapanuli Selatan Bismark Muaratua Siregar didampingi Kabid Ketahanan Pangan Iswal Parningotan kepada Antara di Sipirok, Kamis.
Ia menyatakan daerah di diluar Kabupaten Tapanuli Selatan tidak boleh ada yang mengklaim kelima varietas padi tersebut karena melanggar hukum.
"Yang jelasnya kelima varietas padi itu sudah menambah khasanah kekayaan produk pertanian sawah Tapanuli Selatan hingga nantinya ke anak cucu,"kata Bismark.
Sertifikat varietas padi itu terwujud tidak lepas dari proses panjang atas permohonan Bupati Syahrul M.Pasaribu ke pihak Pemerintah Pusat RI, dengan tujuan agar komoditi pertanian lokal betul-betul terlindungi oleh hukum.
"Bahkan pihak UPT Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (dulunya BPSB atau Balai Pengawasan dan sertifikasi Benih) Provinsi Sumatera Utara juga akan mengeluarkan label biru kelima variteas padi lokal Tapsel tersebut,"ujarnya.
Kata dia, dampak benih padi berlabel (sertifikat) akan dapat mendorong peningkatan produksi pertanian sawah karena semain dikenal luas dan peminatnya juga bisa semakin tinggi pula.
"Semua langkah tersebut tidak lepas visi misi mewujudkan masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan yang sejahtera disamping sehat dan cerdas,"pungkasnya.
Menurut Bismark untuk varietas Sipulo potensi hasil 5,8 - 6 ton / Hektare (ha), Silatihan ( 5,8 ton/ Ha), Silottik (6,2 ton/Ha), Siporang (6 ton/Ha), Sipulo Pandan (5,9 ton/Ha).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018