Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Cuaca ekstrem menjadikan penyebab melambatnya proses pembangunan rabat beton di Desa Sitaratoit, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan.

"Bangunan jalan usaha tani ini baru selesai di kerjakan sekitar 65 persen," ungkap Kepala Desa Sitaratoit Isron Pasaribu di Sipirok, Rabu (26/12) sore.

Hujan yang tak menentu telah berdampak terhadap percepatan pembangunan rabat beton memiliki panjang 500 meter lebar dua meter dan tebal 15 centimeter tersebut.

"Rabat beton nantinya akses jalan dari desa ke areal pertanian masyarakat yang biayanya kurang lebih Rp195 juta bersumber Dana Desa pembayaran termin ke tiga tahun 2018,"katanya.

Meski kondisinya demikian rabat beton yang dikerjakan secara swakelola bersama puluhan masyarakat terus dipacu mengingat tahun anggaran 2018 akan berakhir.

"Mudah-mudahan cuaca hingga menjelang akhir tahun ini medukung agar rabat beton bisa cepat terselesaikan sesuai target,"ujarnya.

Jalan usaha tani ini di bangun guna memperlancar serta mempersingkat jarak (waktu) tempuh dari desa dan ke areal pertanian masyarakat serta mengurangi pengeluaran ongkos angkut hasil pertanian.

Sekarang, setelah akses terbuka ongkos angkut buah salak (dengan beko) dari sebelumnya Rp10 ribu/goni menjadi Rp5 ribu/goni.  

"Kami patut bersyukur/berterimakasih pemerintah Pusat/Kabupaten juga Bupati Tapsel Syahrul M.Pasaribu yang selalu memotivasi kami agar menggunakan Dana Desa itu dengan baik,"ucapnya, seraya menyebut Dana Desa Sitaratoit 2018 berjumlah total sekitar Rp650 juta.  

Tahun 2019 mendatang Desa Sitaratoit merencakan penggunaan dana desanya fokus ke sektor  irigasi,  perbaikan sarana prasarana umum MCK, air bersih dan lainnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018