Manila (Antaranews Sumut) - Bank Pembangunan Asia (ADB) mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya telah menyetujui pinjaman bantuan darurat 500 juta dolar AS kepada Indonesia untuk mendukung pemulihan dan rehabilitasi di Lombok dan Sulawesi Tengah setelah dilanda bencana alam baru-baru ini.
Bank yang bermarkas di Manila itu mengatakan pinjaman tersebut akan menyediakan pendanaan segera untuk rencana aksi pemulihan dan rehabilitasi pemerintah, dengan menargetkan kebutuhan mendesak seperti tempat penampungan sementara, perlindungan dan layanan sosial, serta pemulihan ekonomi melalui bantuan tunai, skema kredit dan program peningkatan keterampilan.
"Pinjaman bantuan darurat ADB menyediakan pembiayaan tepat waktu dan fleksibel guna membantu mengurangi dampak yang menghancurkan dari bencana baru-baru ini," kata Sona Shrestha, Direktur ADB untuk Manajemen Publik, Sektor Keuangan, dan Divisi Perdagangan untuk Asia Tenggara.
"Modalitas pinjaman yang disalurkan dengan cepat akan membantu memastikan bahwa pemulihan pascabencana dan rehabilitasi terpenuhi tanpa mengorbankan pengeluaran pembangunan ekonomi dan sosial yang penting dalam anggaran nasional," tambahnya.
Bantuan Darurat untuk Pemulihan dan Rehabilitasi dari Bencana Terkini merupakan bagian dari tanggapan ADB terhadap dua bencana baru-baru ini yang melanda Indonesia termasuk gempa berkekuatan 7,0 magnitudo yang melanda Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Agustus, dan gempa berkekuatan 7,4 magnitudo yang melanda Provinsi Sulawesi Tengah pada September.
Bencana-bencana ini merenggut nyawa lebih dari 2.600 orang, melukai sekitar 18.000 orang dan mengungsikan lebih dari setengah juta, menurut ADB.
ADB mengatakan perumahan dan infrastruktur publik telah mengalami kerusakan yang luas, menambahkan bahwa dampak dari bencana Sulawesi Tengah telah sangat parah karena gempa bumi menyebabkan tanah longsor, tsunami, dan likuifaksi, suatu kondisi di mana tanah itu sendiri kehilangan stabilitas dan mencair.
Menurut ADB, penilaian awal menunjukkan lebih dari 2,2 miliar dolar AS dalam kerusakan dan kerugian di provinsi-provinsi yang terkena dampak.
Pada Oktober, bank menyetujui hibah darurat sebesar 3,0 juta dolar AS dari Dana Penanggulangan Bencana Asia Pasifik untuk bantuan segera di Sulawesi Tengah.
Selain itu, juga mendukung pemerintah Indonesia dengan bantuan teknis dalam pengkajian kebutuhan pasca bencana dan perencanaan rekonstruksi.
ADB mengatakan sedang mempersiapkan bantuan teknis baru guna membangun kapasitas untuk pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keuangan yang kuat dari rencana rehabilitasi dan rekonstruksi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Bank yang bermarkas di Manila itu mengatakan pinjaman tersebut akan menyediakan pendanaan segera untuk rencana aksi pemulihan dan rehabilitasi pemerintah, dengan menargetkan kebutuhan mendesak seperti tempat penampungan sementara, perlindungan dan layanan sosial, serta pemulihan ekonomi melalui bantuan tunai, skema kredit dan program peningkatan keterampilan.
"Pinjaman bantuan darurat ADB menyediakan pembiayaan tepat waktu dan fleksibel guna membantu mengurangi dampak yang menghancurkan dari bencana baru-baru ini," kata Sona Shrestha, Direktur ADB untuk Manajemen Publik, Sektor Keuangan, dan Divisi Perdagangan untuk Asia Tenggara.
"Modalitas pinjaman yang disalurkan dengan cepat akan membantu memastikan bahwa pemulihan pascabencana dan rehabilitasi terpenuhi tanpa mengorbankan pengeluaran pembangunan ekonomi dan sosial yang penting dalam anggaran nasional," tambahnya.
Bantuan Darurat untuk Pemulihan dan Rehabilitasi dari Bencana Terkini merupakan bagian dari tanggapan ADB terhadap dua bencana baru-baru ini yang melanda Indonesia termasuk gempa berkekuatan 7,0 magnitudo yang melanda Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Agustus, dan gempa berkekuatan 7,4 magnitudo yang melanda Provinsi Sulawesi Tengah pada September.
Bencana-bencana ini merenggut nyawa lebih dari 2.600 orang, melukai sekitar 18.000 orang dan mengungsikan lebih dari setengah juta, menurut ADB.
ADB mengatakan perumahan dan infrastruktur publik telah mengalami kerusakan yang luas, menambahkan bahwa dampak dari bencana Sulawesi Tengah telah sangat parah karena gempa bumi menyebabkan tanah longsor, tsunami, dan likuifaksi, suatu kondisi di mana tanah itu sendiri kehilangan stabilitas dan mencair.
Menurut ADB, penilaian awal menunjukkan lebih dari 2,2 miliar dolar AS dalam kerusakan dan kerugian di provinsi-provinsi yang terkena dampak.
Pada Oktober, bank menyetujui hibah darurat sebesar 3,0 juta dolar AS dari Dana Penanggulangan Bencana Asia Pasifik untuk bantuan segera di Sulawesi Tengah.
Selain itu, juga mendukung pemerintah Indonesia dengan bantuan teknis dalam pengkajian kebutuhan pasca bencana dan perencanaan rekonstruksi.
ADB mengatakan sedang mempersiapkan bantuan teknis baru guna membangun kapasitas untuk pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keuangan yang kuat dari rencana rehabilitasi dan rekonstruksi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018