Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Perusahan Terbatas Norht Sumatera Hydro Energy atau PT.NSHE sangat mengapresiasi kearifan lokal adat istiadat serta budaya yang masih terpelihara baik di Tapanuli Selatan (Tapsel) hingga saat ini.

Komisaris PT.NSHE Muhammad Munir, mengutarakan hal itu di Sipirok, usai raja luat Sipirok, dan tokoh masyarakat Bulu Mario, dan Marancar 'mangulosi' mereka pada acara pengayaan tanaman multi fungsi pada koridor satwa di Desa Bulu Mario, Kecamatan Sipirok, Tapsel.

Munir menilai, penyambutan kehadiran NSHE tersebut cukup sangat sakral, karena disambut raja-raja adat dan tokoh-tokoh masyarakat dengan diulosi. Menurut dia, hal itu sebagai isyarat bahwa masyarakat sangat sangat welcome terhadap NSHE.

"Sudah pasti kehadiran NSHE selaku pengembang PLTA Batngtoru berkapasitas 510 Megawatt di Tapanuli Selatan akan membawa angin segar dalam upaya mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,"ujarnya.

Disamping PLTA sebagai proyek strategis nasional ke pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam menciptakan energi baru terbarukan dengan target 35 ribu MW, juga mengatasi krisis listrik Sumatera Utara.

Acara mangulosi itu NSHE saat hadir bersama Bupati Tapsel Syahrul M.Pasaribu, dan perwakilan Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta pihak Akademisi (USU).

Lebih jauh Munir menyadari bahwasanya kearifan lokal adat budaya Tapanuli Selatan masih cukup kental dan masih terpelihara dengan baik, dimana peran raja-raja luat dan tokoh masyarakat daerah berpengaruh terhadap percepatan pembangunan daerah.

Munir menjelaskan, bahwasanya 1400 pohon berbagai jenis buah yang ditanam untuk pengayaan tanaman multi fungsi untuk menjaga ketahanan pakan spesies langka seperti orangutan di koridor Bulu Mario.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018