Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Bupati Tapanuli Selatan menyatakan bahwa keberadaan Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) harus diselamatkan dari ancaman kepunahan

"Spesies Orangutan yang terdapat di kawasan ekosistem Batangtoru beda dengan spesies Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dan Orangutan Sumatera (Pongo abelii),"katanya.

Bupati menegaskan itu pada kegiatan penanaman perdana pengayaan tanaman multi fungsi pada koridor satwa di Bulu Mario lanskap Batangtoru, Kecamatan Sipirok, daerah Areal Penggunaan Lain atau APL, Senin.

Kegiatan tersebut terlaksana berkat PT.North Sumatera Hydro Energi - Pemkab Tapanuli Selatan - Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumatera Utara - Universitas Sumatera Utara.

Ada sekitar 1400 pohon multi fungsi dengan tujuh jenis yaitu pohon matoa, pohon aren, pohon durian, pohon manggis, pohon meranti, pohon salam, dan pohon medang  ditanam diatas areal lahan sekitar dua hektare di Bulu Mario lanskap Batangtoru itu.

"Kedepan, pohon-pohon yang ditanam ini akan menambah sumber pakan bagi Orangutan tapanuli tersebut, juga bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar juga menjadi koridor Orangutan menghindari kawin sedarah,"jelasnya.

Terwujudnya kegiatan tersebut juga tidak lepas tindak lanjut kerjasama antara PT.NSHE - Pemkab Tapanuli Selatan yang menggandeng USU beberapa waktu lalu, dan mendapat respon positif raja luat Sipirok, Hatobangon Bulu Mario, Tokokoh masyarakat Marancar lainnya.
 
Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu (kanan) menanam sebuah pohon pada lubang pada kegiatan pengayaan tanaman multi fungsi pada koridor satwa di Bulu Mario, Kecamatan Sipirok, daerah itu. (Antara/kodir)


Sementara Direktur PT.NSHE Sarimudin Siregar sebagai pengembang PLTA.Batangtoru menyambut baik upaya perbaikan habitat satwa.“Pembangunan PLTA dan upaya pelestarian lingkungan atau ekosistem bagaikan saudara kembar yang mempunyai ikatan batin sangat kuat," katanya.

Menurut dia, PLTA Batangtoru yang dirancang sebagai run off hydro  adalah memanfaatkan jasa lingkungan untuk memproduksi listrik. "Oleh sebab itu, hidup matinya PLTA bergantung kepada kwalitas lingkungan hutan diatasnya,"katanya.

"Pengayaan habitat satwa berarti memperbaiki kualitas hutan yang berperan sebagai pengatur dan penyimpan air secara alamiah. PT. NSHE akan mendukung upaya-upaya pelestarian hutan apapun alasannya,”tambahnya.

Kuswanda salah seorang ahli Orangutan yang telah melalukan riset Orangutan Tapanuli sejak 2003 hingga sekarang, menjelaskan, bahwa dia telah lama melakukan penelitian di Cagar Alam Dolok Sibual-buali dan telah bekerjasama dengan masyarakat menanam pohon-pohon multi fungsi yang dapat menjadi sumber penghasilan masyarakat dan sekaligus menjadi sumber pakan orang utan.

“Apalagi, masyarakat disini tidak menganggap Orangutan sebagai hama dan bahkan melindungi secara baik, hal itu disebabkan kuatnya kearifan lokal di daerah itu,”pungkasnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018