Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapanuli Selatan sukses mengevakuasi seluruh empat 4 orang korban hanyut akibat seakan telah terjadi  bencana banjir bandang di daerah itu, menyusul tingginya intensitas hujan. 

Kesuksesan BPBD yang dipimpin Kepala Pelaksana Ilham Suhardi itu tergambar dalam simulasi penanganan bencana alam di daerah Desa Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Rabu pagi hingga sore hari.

Seluruh peralatan seperti kapal cepat, kapal karet bersama 50 orang petugas BPBD, relawan/masyarakat diterjunkan ke Danau terbesar kedua di Sumatera Utara setelah Danau Toba, yaitu Danau Siais untuk menolong para korban.

Keempat korban banjir bandang mengapung di danau seakan seorang tengah mengalami kondisi patah lengan tangan, satunya korban tidak sadarkan diri (pingsan), korban mengalami depresi (trauma) dan yang meninggal dunia.

Dalam aplikasinya, secara gerak cepat dan akurat serta semangat tinggi peserta dalam simulasi itu berhasil mengevakuasi seluruh korban dari Danau Siais yang memiliki kedalaman puluhan meter menuju ke darat.
 
Kapal cepat BPBD Tapanuli Selatan bergerak cepat 'selamatkan' korban untuk dievakuasi (kodir/antara)


Satu persatu korban yang sebelumnya diangkut dengan kapal dibawa kedarat dan di tandu untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan pada posko kesehatan yang sudah disiapkan bersama posko kemasyarakatan, posko keamanan dan posko layanan logistik di pantai bibir danau tersebut.

Dalam gambaran simulasi masyarakat tertimpa bencana sempat kisruh akibat panik menghadapi bencana yang secara tiba-tiba itu telah 'menelan' korban jiwa.

Namun, berkat pendekatan BPBD keributan antara petugas dan masyarakat terminimalisir. Pada akhirnya warga sadar untuk turun bergotong royong bersama Tim Reaksi cepat (TRC) turun membantu dampak bencana.
 
BASARNAS Pos SAR Sibolga tengah menerima sertifikat dari Kepela Pelaksana BPBD Tapanuli Selatan Ilham Suhardi (dua kanan) usai simulasi penanganan bencana alam di daerah itu (kodir/antara)


Salah satu instruktur simulasi M.Rio Faisal S, Basarnas Pos SAR Sibolga disela acara ini kepada Antara, mengatakan hasil evaluasi simulasi berjalan baik, hanya saja perlu dilakukan rutin minimal sekali dalam satu semester.

"Tujuan kita agar ilmu tentang penanggulangan bencana tetap tersimpan dihati. Bila ada bencana, jiwa mereka langsung 'bergerak' untuk mau menolong ,"kata Rio seraya menyebut perlunya penambahan personil BPBD.

Dia mengatakan, keterbatasan personil dan Sumber Daya Manusia (SDM) juga berdampak penanganan dalam bencana. Mayoritas wilayah Kabupaten di Sumut  sudah memiliki tenaga harian lepas berjumlah sekitar 100 personil.

"Harapan kita Tapanuli Selatan personilnya bisa meningkat, alasannya, Tapanuli Selatan masuk daerah raan banjir, tanah longsor dan gempa bumi,"kata Rio.

Acarayang sampai menyedot perhatian masyarakat yang mengetahuinya ini dihadiri Camat Kecamatan Angkola Sangkunur Thoir Pasaribu bersama Forkopimcab (Kapolsek dan Babinsa) Angkola Sangkunur.

Sebelumnya pihak panitia Hotma Tua Rambe, dalam laporannya, mengatakan, tujuan digelarnya acara ini dalam rangka meningkatkan pengetahuan/ilmu peserta dalam penanganan apabila bencana datang. Dan, seluruh terlibat mendapatkan sertifikat.

 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018