Tapteng (Antaranews Sumut)-Keberadaan SMAN 1 Plus Matauli Pandan sampai saat ini masih menjadi favorit. Untuk tahun ajaran 2018-2019 ini, sedikitnya 2.800 siswa yang mendaftar secara online ke SMA Matauli Pandan. Meningkat sekitar 200 orang dibanding tahun sebelumnya.

Dari jumlah tersebut, panitia melakukan verifikasi dan menyatakan lolos mengikuti ujian akademik sebanyak 1.300 orang. Dari hasil ujian akademik yang sudah diselenggarakan kemarin, tersisa 607 orang.

Hari ini, Senin, (7/5), sedang berlangsung ujian Psikotes yang mendatangkan tim dari Universita Sumatera Utara (USU) dan tes Jasmani kerjasama Matauli dengan Korem 023/KS Sibolga.

Sementara jumlah siswa baru yang dibutuhkan tahun ini di SMA bertaraf Internasional itu hanya 360 orang. Dengan demikian dipastikan 247 orang akan tersisih kembali.

Kepala Sekolah SMAN 1 Plus Matauli Pandan, Drs. Murdianto, MM yang dikonfirmasi ANTARA di ruang kerjanya, Senin sore mengatakan, dari 360 siswa-siswi yang diterima akan dibagi menjadi beberapap unggulan. Yakni unggulan A, B dan C.
Khusus untuk unggulan A dibutuhkan siswa yang memenuhi kriteria IQ harus diatas 120. Akademik diatas 7,5 dan EQ diatas 110.

“Berapapun banyaknya siswa yang memenuhi kriteria untuk unggulan A akan ditampung. Karena unggulan ini wajib tinggal di asrama dan mendapat beasiswa dari Yayasan Matauli. Jadi orangtua siswa hanya membayar 50 persen dari seluruh biaya hidup. Selebihnya dibiayai oleh Yayasan termasuk seragam, SPP. Sedangan untuk unggulan B dikhususkan kepada anak-anak Tapteng yang jumlahnya hanya 30 orang. Unggulan C adalah umum,”terang Kepala Sekolah.

Terkait untuk unggulan B yang dikhususkan kepada anak-anak Tapteng, SMA Matauli Pandan telah melakukan ujian khusus atau tersendiri pada tanggal 3 Mei 2018. Itu dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan kepada publik bahwa ada alumni atau putra-putri Tapteng yang dididik di SMA Matauli Pandan.

“Jumlah yang mendaftar cukup banyak, tetapi yang lolos mengikuti tes akademik hanya 397 orang. Dan yang lulus tes akademik 143 orang. Untuk tahun ini kami menyerahkan sepenuhnya kepada Pemkab Tapteng untuk memilih 30 orang dari 143 orang yang lulus.

Dan akan kami bawa ke Jakarta untuk diplenokan. Sedangkan sisanya kita ikutkan pleno secara keseluruhan. Dengan demikian, jika terjadi sesuatu atau permasalahan khusus untuk unggulan B, itu sepenuhnya kami serahkan ke Pemkab Tapteng selaku penyedia anggaran sesuai permintaan dari Bupati Tapanuli Tengah,”terang Murdianto.

Ditanya kenapa SMA Matauli Pandan masih diizinkan untuk menerima siswa dari luar daerah? Menurut Murdianto, karena SMAN Matauli Pandan adalah sekolah inovasi unggulan di Sumatera Utara.

“Tapteng yang kita cintai ini akan semakin maju kalau kita tidak terisoloasi dari daerah lain. Pada saat kita berpikir bahwa daerah kita hanya untuk kita, maka saat itu juga kita ketinggalan. Bukan berarti kita untuk maju itu menutup orang lain tidak boleh masuk, tetapi orang yang ada di dalam Tapteng ini meningkatkan kemampuannya agar sama dengan orang yang dari luar.

Dengan demikian konsep Matauli dengan Tapteng bagaikan dua sisi uang yang tidak bisa dipisahkan terlihat jelas. Matauli itu adalah Tapteng, Tapteng itu adalah Matauli. Karena Matauli membawa marwah Tapteng dibidang pendidikan, sehingga kita mencoba mengambil satu bidang yaitu menjual jasa pendidikan,”jelasnya.

Murdianto pun meminta kepada masyarakat, pers dan LSM jika ada yang mau didiskusikan terkait pendataan di SMA Matauli tidak perlu didiskusikan secara terbuka di media, karena Matauli siap berdiskusi dengan catatan untuk mencari solusi bukan untuk mencari keributan. Demikian juga kepada para orangtua calon siswa Matauli, dihimbau agar jangan percaya kalau ada oknum-oknum yang bisa menjamin meloloskan anaknya masuk ke Matauli Pandan.

“Silahkan laporkan kepada kami kalau ada yang mengatakan demikian. Karena kemampuan siswalah yang berbicara. Dan hasil tidak akan menghianati usaha,”tandasnya.

Adapun pengumuman akhir ujian antara tanggal 17-19 Mei 2018 melalui website SMAN 1 Plus Matauli Pandan.

 

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018