Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Lagu ciptaan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw dengan lirik ‘Saya Indonesia, Saya Anti Hoax’ mendapat apresiasi dari pemerhati kepolisian nasional Malik Assalih Harahap.

"Saya menyambut baik lagu ciptaan Kapolda Sumut tersebut yang apalagi di nyanyikan Kapolres Tapanuli Selatan AKBP M.Iqbal saat acara tabligh akbar, di alun-alun Sipirok, Ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan,"katanya kepada Antara, di Tapanuli Selatan, Minggu malam.

Wakil Sekretaris Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Utara ini apa yang di tampilkan M.Iqbal tampil melagukan ciptaan Kapoldasu tersebut merupakan pesan moral yang harus ditanamkan bagi setiap orang utamanya di Tapanuli Selatan.

Menurutnya, seluruh elemen sepakat harus melawan 'hoax' atau berita bohong apalagi  bertujuan untuk provokasi dan kerap ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
 
Ia mengatakan lagu ‘Saya Indonesia, Saya Anti Hoax’ harus di viralkan, karena hal tersebut salah satu usaha dan upaya menyosialisasikan 'hoax' dengan harapan masyarakat lebih memahami dan menghindari berita-berita 'hoax' tersebut.

Lebih jauh dinyatakannya lagu tersebut telah mendapat sambutan luar biasa masyarakat Sumatera Utara, dan hal ini harus di dukung, pintanya.

Dalam kesempatan ini Malik Assalih juga mengatakan perlunya dulakukan koordinasi secara intens antara jajaran Polri dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan seluruh stakeholder.
"Keberhasilan seorang pimpinan dalam menjalankan tugas adalah bagaimana pemimpin itu bisa menciptakan keamanan ketertiban masyarakat yang kondusif, sehingga masyarakat bisa  hidup rukun dan damai,"sebutnya.

Alumni Fakultas Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara ini mengajak masyarakat luas agar kiranya untuk tidak memviralkan sebuah berita sebelum isi berita tersebut di cek kebenarannya. Atau seluruh informasi di terima harus lebih dahulu di filter.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018