Medan, (Antaranews Sumut) - Provinsi Sumatera Utara menjadi barometer keamanan, yang saat ini menjadi rangking pertama dalam tingkat kejahatan mengalahkan Polda Metro Jaya, dan termasuk pelanggaran.

"Selain itu, keberagaman di Sumatera Utara (Sumut) harus dijaga sedemikian rupa," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpau, dalam sambutannya pada acara dialog publik yang dilaksanakan Gerakan Mahasiswa Sumatera Utara (GEMASU) di Medan, Jumat.

Kegiatan tersebut, mengambil tema:" Peran serta mahasiswa, pemuda dan netralitas Polri sukseskan Pilkada damai di Sumut, hindari isu SARA dan konflik sosial, serta jaka kekondusifan".

Kapolda menyebutkan, kemajemukan masyarakat Sumut sudah terkenal, dan Sumut merupakan miniatur Indonesia.

"Sembilan nawacita sudah jelas mengalir, empat perintah Presiden Joko Widodo kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan termasuk Prometer," ujar Irjen Pol Paulus.

Ia mengatakan, saat ini masih terus meningkatkan kinerja, misalnya pemberantasan narkoba, dan Polri tetap melaksanakannya.

"Polda Sumut akan menindak tegas pengedar narkoba dan pelaku tindak kejahatan yang tidak mementingkan Hak Asasi Manusia (HAM), serta negara tidak boleh lemah," ucap jenderal bintang dua itu.

Paulus menjelaskan, saat ini sudah masuk massa kampanye, dan kemungkinan akan ada kecurangan atau "black campaign", money politik, baik secara terang-terangan dan dunia maya.

"Hal itu, akan mengganggu tahapan, dan pelaku yang melaksanakan kampanye hitam akan ditindak tegas," katanya.

Ia mengatakan untuk menyukseskan Pilkada serentak, Polda Sumut telak melaksanakan Operasi Mantap Praja, didukung sarana dan prasarana yang optimal. Dalam hal ini polisi netral dan independen.

"Polisi selalu mengantisipasi isu provokatif. Ada Satgas Nusantara meminimalisasi isu SARA agar tidak menjadi konflik sosial yang dapat menghancurkan Sumut," kata Kapolda Sumut. 


Pewarta: Munawar Mandailing

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018