Tapanuli Selatan,17/7(Antarasumut)-Kristianto, Kepala Bidang Mitigasi Dan Tsunami dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Geologi dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral mengatakan Gunung Lubuk Raya yang berlokasi di Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan tidak tercatat dalam data Gunung Berapi Indonesia.

"Sesuai catatan Indonesia mengenal 127 Gunung Api aktif, Lubuk Raya tidak termasuk di dalamnya,"jelasnya ketika berbincang dengan Antara di Padangsidimpuan, Minggu malam.  

Dia mengatakan dari 127 jumlah Gunung Api Aktif tersebut dibagi dalam tiga type dimana 76 jumlah Gunung diantara masuk type A, dan 30 jumlah Gunung type B selebihnya 21 Gunung masuk type C.

Type A yang dia maksud dimana Gunung Api yang pernah mengalami erupsi magmatif atau tercatat letusan sekurang-kurangnya satu kali sesudah Tahun 1600.

Sedang untuk type B dimana keberadaan Gunung yang sesudah Tahun 1600 belum lagi mengalami erupsi namun masih melihatkan kegiatan Solfatara.

"Di Tapanuli Selatan tercatat Gunung Bual-buali yang termasuk kategori type B,"sebutnya.

Sedang type C dimana Gunung api yang erupsinya tidak diketahui namun kegiatannya atau Sofatara bisa dilihat manusia atau masuk dalam kategori tingkat lemah. 

"Oleh karenanya sesuai catatan Kementerian ESDM RI Gunung Lubuk Raya bukan klasifikasi Gunung api,"sebutnya lagi.

Dia mengatakan hal itu sekaligus  menjawab kekhawatiran masyarakat Desa Sitaratoit, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan yang pada pasca Gempa 5,5 SR Pada 9 km Barat Daya Padangsidimpuan Jumat pagi 14 Juli 2017.

Dimana secara pandangan awam masyarakat desa saat itu adanya melihat semacam gumpalan asap di puncak Gunung Lubuk Raya pasca Gempa.

"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir,"pintanya saat dia bersama tim lainnya diturunkan Kementerian ESDM RI melaksanakan tugas melakukan  penyelidikan kerusakan Geologi pasca Gempa Padangsidimpuan tersebut.

Tim yang turun dari Kementerian Cecep Sulaeman (Kepala Tim), Kristianto, Heri Isep R, dan Fadli masing-masing anggota.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017