Medan, 4/6 (Antarasumut) - Mutasi atau pergantian pimpinan Polda Sumatera Utara tidak akan mempengaruhi komitmen institusi penegak hukum itu dalam pemberantasan narkoba, termasuk menindak tegas bandarnya.
"Sekali lagi saya nyatakan, kami konsisten dalam memberantas narkoba," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel usai memaparkan penangkapan dan penangkapan dua bandar narkoba di RS Bhayangkara Medan, Minggu.
Komitmen itu disampaikan Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel ketika dimintai tanggapan mengenai rencana pemutasiannya sebagai Gubernur Akademi Kepolisian.
Menurut dia, komitmen Polda Sumut untuk memberantas berbagai bentuk peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba tidak akan berubah meski pimpinan institusi tersebut mengalami pergantian.
Komitmen tersebut akan terus diberlakukan di jajaran Polda Sumut karena narkoba telah dinyatakan sebagai musuh bersama.
Sepanjang tahun 2017 saja, tercatat telah ada 13 pengedar dan bandar narkoba yang ditembak mati karena berupaya melawan ketika akan ditangkap
"Kapoldanya tetap, termasuk komitmennya, yang pindah itu Rycko, bukan kapolda," katanya.
Komitmen Polda Sumut untuk memberantas narkoba dan menindak tegas bandar dan pengedar karena menyadari betul dampak buruk dari obat terlarang itu.
Pihaknya tidak mau generasi muda yang menjadi penerus bangsa menjadi lemah dan bodoh akibat narkoba.
Sebelumnya, berdasarkan Surat Telegram Kapolri nomor ST/1408/VI/2017, Irjen Pol Paulus Waterpauw diangkat menjadi Kapolda Sumatera Utara menggantikan Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel.
Sedangkan Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menempati posisi batu sebagai Gubernur Akademi Kepolisian Lemdiklat Polri.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
"Sekali lagi saya nyatakan, kami konsisten dalam memberantas narkoba," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel usai memaparkan penangkapan dan penangkapan dua bandar narkoba di RS Bhayangkara Medan, Minggu.
Komitmen itu disampaikan Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel ketika dimintai tanggapan mengenai rencana pemutasiannya sebagai Gubernur Akademi Kepolisian.
Menurut dia, komitmen Polda Sumut untuk memberantas berbagai bentuk peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba tidak akan berubah meski pimpinan institusi tersebut mengalami pergantian.
Komitmen tersebut akan terus diberlakukan di jajaran Polda Sumut karena narkoba telah dinyatakan sebagai musuh bersama.
Sepanjang tahun 2017 saja, tercatat telah ada 13 pengedar dan bandar narkoba yang ditembak mati karena berupaya melawan ketika akan ditangkap
"Kapoldanya tetap, termasuk komitmennya, yang pindah itu Rycko, bukan kapolda," katanya.
Komitmen Polda Sumut untuk memberantas narkoba dan menindak tegas bandar dan pengedar karena menyadari betul dampak buruk dari obat terlarang itu.
Pihaknya tidak mau generasi muda yang menjadi penerus bangsa menjadi lemah dan bodoh akibat narkoba.
Sebelumnya, berdasarkan Surat Telegram Kapolri nomor ST/1408/VI/2017, Irjen Pol Paulus Waterpauw diangkat menjadi Kapolda Sumatera Utara menggantikan Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel.
Sedangkan Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menempati posisi batu sebagai Gubernur Akademi Kepolisian Lemdiklat Polri.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017