Sabang,8/5 (Antarasumut)-Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu dan rombongan menyempatkan diri meninjau titik nol kilometer nusantara di ujung barat Sumatera, Kota Sabang, Minggu.
Kesempatan yang jarang itu tanpa menyiakan waktu Bupati Syahrul Wakil Bupati Aswin Efendi Siregar dan rombongan menghabiskan sore hari seraya menunggu terbenamnya matahari (sunset) kearah birunya lautan luas samudera hindia.
Tidak saja Bupati wakil bupati dan rombongan yang usai mengikuti peninjauan Pekan Nasional KTNA ke-15 Aceh mulai 6-11 Mei 2017, akan tetapi pengunjung dari berbagai penjuru daerah di Indonesia seperti dari Papua.
Efeance Enora dan Mawa asal Kabupaten Doven Digoel, Papua kepada Antara mengaku sudah lama berkeinginan bisa datang ke Aceh sekaligus Sabang (titik nol kilometer).
"Memijakkan kaki di titik nol kilometer Sabang diujung barat Sumatera sudah impian kami sejak dulu mengingat titik nol kilometer Indonesia paling timur Indonesia berada di Merauke di wilayah kami Irian Jaya,"ujar keduanya.
Efeance dan Mawa dua diantara dari 30 orang rombongan Papua yang mengikuti kegiatan Penas Petani Nelayan yang dibuka langsung Presiden RI Joko Widodo Sabtu 6 Mei juga tidak menyiakan waktunya dalam kesempatan tersebut.
Sementara Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu demikian wakil Bupati Aswin Efendi Siregar sangat berkesan akan terjagannya lingkungan alam (hutan) disamping infastruktur jalan yang cukup bagus.
Bagusnya ruas-ruas jalan dan terpeliharanya hutan-hutan Aceh dengan baik menjadi daya ketertarikan dan catatan tersendiri buat Bupati Syahrul dan rombongan serta pengunjung lainnya demi untuk daerah.
Daeng Mustafa (46) penduduk Banda Aceh dan Hasyim (56) penduduk Sabang keduanya mengatakan terjaganya hutan Aceh merupakan komitmen bersama antara masyarakat dan pemerintah.
"Disamping sadar akan bahaya, ketaatan masyarakat Aceh mematuhi peraturan kunci mengapa lingkungan (hutan) masih tetap terjaga,"jelas mereka berdua.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017