Medan. 2/12 (Antarasumut) - Nilai ekspor hasil industri Provinsi Sumatera Utara hingga Oktober 2016 mulai naik meskipun masih rendah, yakni mencapai 5,136 miliar dolar AS.
"Ada pertumbuhan nilai ekspor hasil industri pada tahun ini sebesar 0,88 persen. Pada periode sama (Januari-Oktober 2015) devisa hasil industri masih 5,092 miliar dolar AS," ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark S Pardamean Sitinjak di Medan, Jumat.
Menurut dia, kenaikan nilai ekspor sektor industri itu menyenangkan karena menunjukkan mulai pulihnya permintaan atau harga ekspor hasil industri setelah tahun-tahun sebelumnya anjlok akibat krisis global.
Meningkatnya nilai ekspor hasil industri itu semakin menambah besarnya kontribusi kelompok tersebut atau 91,50 persen dari sebesar 6,303 miliar dolar AS total nilai ekspor Sumut sepanjang tahun ini.
"Adanya kenaikan nilai ekspor hasil industri itu menggembirakan, meski belum diikuti dengan hasil pertanian yang justru masih anjlok sebesar 15,36 persen dibandingkan periode sama tahun 2015," kata Bismark.
Nilai ekspor hasil pertanian Januari-Oktober 2016 tinggal 1,163 miliar dolar AS dari periode sama sebelumnya yang sudah 1,374 miliar dolar AS.
Akibat masih turunnya nilai ekspor dari hasil pertanian, total devisa Sumut pada tahun ini masih tetap turun 2,55 persen dibandingka peridoe sama 2015 yang sudah 6,467 miliar dolar AS.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengatakan, kenaikan devisa dari sektor hasil industri antara lain dampak adanya tren kenaikan harga ekspor.
"Meski masih berfluktuasi, ada tren kenaikan harga jual produk industri," katanya.
Meski ada tren kenaikan, pengusaha anggota Apindo Sumut masih belum berani meningkatkan produksi karena masih khawatir dengan situasi pasar yang belum menentu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
"Ada pertumbuhan nilai ekspor hasil industri pada tahun ini sebesar 0,88 persen. Pada periode sama (Januari-Oktober 2015) devisa hasil industri masih 5,092 miliar dolar AS," ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark S Pardamean Sitinjak di Medan, Jumat.
Menurut dia, kenaikan nilai ekspor sektor industri itu menyenangkan karena menunjukkan mulai pulihnya permintaan atau harga ekspor hasil industri setelah tahun-tahun sebelumnya anjlok akibat krisis global.
Meningkatnya nilai ekspor hasil industri itu semakin menambah besarnya kontribusi kelompok tersebut atau 91,50 persen dari sebesar 6,303 miliar dolar AS total nilai ekspor Sumut sepanjang tahun ini.
"Adanya kenaikan nilai ekspor hasil industri itu menggembirakan, meski belum diikuti dengan hasil pertanian yang justru masih anjlok sebesar 15,36 persen dibandingkan periode sama tahun 2015," kata Bismark.
Nilai ekspor hasil pertanian Januari-Oktober 2016 tinggal 1,163 miliar dolar AS dari periode sama sebelumnya yang sudah 1,374 miliar dolar AS.
Akibat masih turunnya nilai ekspor dari hasil pertanian, total devisa Sumut pada tahun ini masih tetap turun 2,55 persen dibandingka peridoe sama 2015 yang sudah 6,467 miliar dolar AS.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengatakan, kenaikan devisa dari sektor hasil industri antara lain dampak adanya tren kenaikan harga ekspor.
"Meski masih berfluktuasi, ada tren kenaikan harga jual produk industri," katanya.
Meski ada tren kenaikan, pengusaha anggota Apindo Sumut masih belum berani meningkatkan produksi karena masih khawatir dengan situasi pasar yang belum menentu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016