Tapanuli Selatan, 16/6 (Antarasumut)- Lembaga perlindungan anak kabupaten Tapanuli selatan sejak berdiri akhir 2015 belum bisa bekerja maksimal.


"Kita masih terkendala oleh dana yang sampai kini tak kunjung cair," kata ketua lembaga perlindungan anak, Syarifuddin Nasution kepada Antara, Kamis.


Didampingi ketua tim reaksi cepat (TRC) 'PA' Rusli Nasution, di  sekretariatan, jalan kenanga, Padangsidimpuan, Syarifuddin mengatakan sudah mengagendakan berbagai program kerja mereka.


"Program kita di 2016 terkait kekerasan seksual perempuan dan anak ke sekolah-sekolah di Tapanuli Selatan sudah jelas merupakan satu agenda," katanya.


Kasus kekerasan seksual perempuan dan anak era sekarang ini sudah cukup mengkhawatirkan, perlu keseriusan atau perhatian semua pihak. 


"Baru hitungan bulan sejak dikukuhkan ketua umum komisi perlindungan anak indonesia, Arist Merdeka Sirait, PA Tapsel sudah banyak menerima laporan pengaduan," terang Rusli Nasution.


Pengaduan-pengaduan tersebut sebuah indikasi pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak di Tapanuli Selatan sudah perlu di waspadai.


Dikatakannya, sudah ada delapan kasus pelecehan seksual perempuan yang mereka terima, semua kasus tersebut mereka dampingi hingga proses hukum di penegak hukum.


"Mulai dari pengaduan di polisi, proses persidangan sampai laporan ke KPAI Propinsi dan pusat tetap intens kita lakukan terhadap pengaduan," katanya.


Langkah lain yang akan dilakukan perlindungan anak Tapsel menjalin kerjasama stakeholder termasuk unsur masyarakat melalukan sosialisasi di 14 kecamatan se-Tapsel.


"Upaya sosialisasi merupakan satu langkah positif yang dibangun untuk meminimalisir persoalan kekerasan (pelecahan) seksual perempuan dan anak khususnya di Tapanuli selatan," kata keduanya.


Mereka juga cukup sepakat pendidik dan para orangtua, alim ulama yang sudah saatnya gencar  memberikan pengenalan bahaya seksual terutama dari pendidikan agama. 


"Pendidikan budi pekerti dan keagamaan perlu diperkuat sebagai upaya membentengi generasi muda khususnya tidak terlibat dalam perlakuan sex menyimpang," terang Rusli.


Perlindungan anak Tapanuli selatan saat ini memiliki delapan personil tim reaksi cepat di 14 kecamatan, tugas TRC memberikan pencerahan ke masyarakat sekaligus upaya pencegahan anak dari kejahatan sexsual.


"Keberadaan TRC akan kita tumbuh kembangkan lagi nantinya ke depan hingga ke tingkat lingkungan, kelurahan dan desa-desa di Tapanuli selatan guna menjaga kekerasan terhadap perempuan dan anak," katanya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016