Medan, 2/5 (Antarasumut) - Rektor dan Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menyatakan rasa duka yang mendalam atas berpulang ke rahmatullah seorang dosen FKIP, Nur’ain Lubis, 57 tahun, Senin.

Atas musibah ini, keluarga besar UMSU juga menetapkan libur khusus dan berkabung  dua hari dengan memasang bendera setengah tiang di tiga kampus  Jalan Mukhtar Basri,  Kampus Pascasarjana Jalan Denai, Kampus Fakultas Kedokteran Jalan Gedung Arca mulai hari ini, Selasa  dan Rabu (3-4/5).

"Pimpinan dan seluruh civitas akademika UMSU menyatakan rasa duka mendalam atas musibah ini. Sebagai bentuk rasa duka, segala aktivitas perkuliahan dan administrasi  di tigas kampus ditiadakan selama dua hari sebagai hari berkabung bagi keluarga besar UMSU atas jasa dan pengabdian almarhumah di UMSU,” kata Rektor UMSU Dr Agussani, MAP melalui Kabag Humas Ribut Priadi seusai rapat rektorat bersama pimpinan fakultas se- UMSU di  Kampus Jalan Mukhtar Basri, Senin (2/5).

Ribut Priadi menyatakan sivitas akademika UMSU akan melakukan takziah bersama-sama ke rumah duka di Jalan Lama, Pancur Batu, Deli Serdang dan turut bersama-sama mengantar  jenazah ke pemakaman di dekat rumah duka yang rencananya dilakukan pada hari ini, Selasa (3/5), yang langsung dipimpin oleh rektor UMSU.

Ribut menyatakan  dua hari libur dan berkabung ini ditetapkan selain dari dua hari libur nasional. Untuk itu UMSU akan mengadakan proses belajar mengajar pada hari Senin (9/5). Hingga kemarin malam  kampus UMSU Jalan Mukhtar Basri berangsur normal.

Sedangkan mengenai penanganan  tindak kriminal yang dilakukan terhadap almarhumah, sepenuhnya diserahkan kepada aparat kepolisian sekaligus untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

“UMSU sejauh ini terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dan menggali motif pelaku sehingga ke depan tidak lagi terjadi peristiwa serupa,” kata Ribut Priadi.

Dalam kesempatan itu, Ribut Priadi juga mengklarifikasi soal adanya kesalahpahaman antara mahasiswa dengan polisi. Dalam peristiwa tersebut, mahasiswa yang emosi melihat salah seorang dosen menjadi korban penganiayaan berusaha menghakimi pelaku.

"Namun tindakan tersebut dihalangi pihak keamanan kampus sampai petugas polisi melakukan evakuasi karena tidak ingin pelaku menjadi korban  mahasiswa yang marah dengan tindakan pelaku," katanya.

Pewarta: Juraidi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016