Doloksanggul, Sumut, 7/5 (Antara) – Kasus rabies di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) mulai Januari 2014 hingga April 2015 mencapai 187 kasus dari 251 korban gigitan anjing.

“Dari 251 orang yang tergigit, 187 orang yang melaporkan dirinya, untuk kita berikan VAR dan diduga terindikasi positif,” terang Kepala Seksi (Kasi) P2P (Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit), Horas Sihotang, Kamis, di Dolok Sanggul.

Dijelaskannnya, kasus itu terjadi sejak Januari 2014 hingga Mei 2015. Dari sepuluh Kecamatan di seluruh Kabupaten Humbahas, kasus gigitan anjing terbanyak berada di Kecamatan Doloksanggul dengan total 60 kasus gigitan, diikuti Kecamatan Pollung 48 kasus, Kecamatan Lintong Nihuta 46 kasus, Kecamatan Parlilitan 28 Kasus, Kecamatan Paranginan 20 kasus, Kecamatan Baktiraja 17 kasus, Kecamatan Sijama Polang 15 kasus, Kecamatan Pakkat 13 kasus, Kecamatan Onan Ganjang 4 kasus, dan lainnya di Kecamatan Tarabintang.

Menurut Horas, tingginya kasus rabies tersebut disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan vaksinasi anjing. Sebab umumnya penyebab anjing mengalami rabies lebih disebabkan tidak mengikuti pola vaksinasi yang baik.

Padahal jika seseorang digigit hewan yang sudah terkena rabies maka karakter dari hewan tersebut sangat dimungkinkan akan teraplikasi pada objek gigitannya.

Gejala-gejala yang tampak jelas pada penderita diantaranya adanya nyeri pada luka bekas gigitan dan ketakutan pada air, udara, dan cahaya, serta suara yang keras. Sedangkan pada hewan yang terinfeksi, gejala yang tampak adalah dari jinak menjadi ganas, hewan-hewan peliharaan menjadi liar dan lupa jalan pulang, serta ekor dilengkungkan di bawah perut.

“Jalan satu-satunya untuk penyelamatannya harus menggunakan anti rabies. Sehingga tidak berdampak pada kematian. Sebab jika terlambat maka objek atau orang yang digigit bisa saja menyerang orang lain. Karena itu harus diantisifasi secara bersama,” terangnya.

Dia menambahkan bahwa sampai saat ini penularan masih hanya terjadi lewat gigitan. Sementara untuk konsumsi belum dapat dipastikan. Namun jika hewan sudah terbukti mengalami rabies sebaiknya dimusnahkan saja dan tidak disarankan untuk tidak di konsumsi.

“Karena penularannya paling tinggi untuk rabies itu melalui air liur binatang khususnya anjing. Karena itu kita tidak menyarankan mengkonsumsi anjing,” katanya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015