Medan,   (Antara) - Gubernur Sumatera Utara, H Gatot Pujo Nugroho mengatakan, pihaknya akan segera menindak lanjuti dan melakukan kontrol terhadap beberapa penyalur tenaga kerja yang ada di daerah itu, yang belum terdata, serta ilegal.

"Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov Sumut dan Dinas terkait yang membidangi ketenagakerjaan akan bekerja mendata penyalur tenaga kerja di wilayah itu," katanya ketika mengunjungi tiga TKW korban penganiayaan majikannya di Mapolresta Medan, Minggu.

Ketiga TKW tersebut, yakni Endang (55) asal Madura, Anis Rahayu (25) asal Malang dan Rupmiani (42) asal Demak.

Gatot juga menyampaikan permohonan maafnya mewakili Pemerintah Provinsi Sumut kepada para korban yang mendapatkan perlakuan tidak manusiawi dari majikan dan berjanji akan meninjau kembali perusahaan penyalur tenaga kerja tersebut.

Selain itu, Gubernur akan membantu segala kebutuhan para korban dalam masa pemulihan kesehatan baik fisik maupun mental, sebelum mereka dipulangkan kembali ke kampung halamannya.

"Ke depannya akan kita evaluasi kembali penyalur-penyalur tenaga kerja di Sumut," kata Gubernur.

Sebelumnya, tujuh orang pelaku penganiayaan terhadap tiga tenaga kerja wanita (TKW), yakni Endang (55) asal Madura, Ropmiani (42) asal Demak dan Anis Rahayu (25) asal Demak telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polresta Medan, Jumat (28/11).

Dari tujuh pelaku penganiayaan tersebut, beberapa diantaranya, yakni pimpinan perusahaan penyalur TKW, SA dan istrinya RDK, beberapa orang karyawan ZKR, FRI, BHR dan MTR.

Sebelumnya, Polresta Medan menggerebek sebuah rumah penyalur TKW "CV MJ" di Jalan Beo/Jalan Madong Lubis No 17 Lingkungan II Kelurahan Sidodadi, Kamis (27/11) siang.

Sementara, tiga TKW yakni Endang (55) asal Madura, Anis Rahayu (25) asal Malang dan Rupmiani (42) asal Demak menjelaskan bahwa mereka disiksa oleh pemilik usaha CV MJ dan beberapa orang karyawannya.

Seorang TKW, Anis Rahayu (25) asal Malang mengatakan, selama berada di rumah penyalur tenaga kerja itu, sering mendapat perlakuan tidak manusiawi.

"Saya sudah dua tahun setengah berada di sini, selama di sini saya disiksa, dipukuli, tak diberi izin ke luar rumah, dikasih makan dedak, dan bila sakit dibenamkan ke bak mandi," ujarnya.

Anis menjelaskan, ada juga temannya TKW yang meninggal dunia, bernama Cici (35) asal Malang akibat dibenamkan ke dalam bak mandi. ***1***

 

 

(T.M034/B/F.C. Kuen/F.C. Kuen)

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014