Oleh Evalisa Siregar
Medan, (Antara) - Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujonugroho menyebutkan operasional Kualanamu sebagai bandara pengganti Polonia membutuhkan tahapan pembangunan selama 21 tahun.
"Akhirnya penantian yang cukup lama membuahkan hasil yang manis.Kualanamu sudah diresmikan dan satu-satunya bandara yang memiliki angkutan kereta api," katanya di Medan, Kamis.
Pada peresmian Bandara Internasional Kualanamu yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dia mengatakan, rangkaian tahapan pembangunan Kualanamu sudah dimulai sejak tahun 1992.
Diawali dengan studi pemilihan lokasi pengganti Bandara Polonia oleh Dirjen Perhubungan Udara, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan masterplan dan "basic design" pada tahun 1994.
Setahun kemudian yakni tahun 1995, diterbitkan penetapan lokasi Bandara Kualanamu melalui keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor 41 tahun 1995, yang kemudian disempurnakan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 tahun 1996.
Sejak tahun itulah awal dimulainya proses pembebasan lahan seluas 1.365 hektare oleh PT. Angkasa Pura II, selaku BUMN penyelenggara bandara umum.
Sedangkan untuk pembangunan secara fisik baru dimulai sejak tahun 2008 hingga dewasa ini.
Menurut Gubernur, Kualanamu yang merupakan pintu gerbang kawasan Indonesia bagian barat akan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun yang menjadi salah satu wujud nyata pengembangan program Masterplan Percepatan, Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Selama beroperasi bandara secara signifikan memberi pengaruh positif terhadap mobilitas dan pengembangan ekonomi wilayah.
Sebagai gambaran berdasarkan data PT. Angkasa Pura II pada lima tahun terakhir (2008-2012) tercatat peningkatan pertumbuhan penumpang rata-rata mencapai 8,37 persen. Sedangkan pertumbuhan lalu lintas pesawat sebesar 3,86 persen per tahunnya.
Bahkan di tahun 2013 tercatat jumlah penumpang mencapai 8,3 juta orang atau melebihi kapasitas terminali sebesar 8 juta penumpang.
Angka itu diprediksi akan terus meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan mobilitas masyarakat dan kebijakan "low cost carrier" di sektor penerbangan.
Gubernur berharap penyelesaian tahapan lanjutan dari pembangunan bandara dapat dilanjutkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
"Pembangunan infrastruktur transportasi lainnya, seperti kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pembangunan Tol Kualanamu - Tebing Tinggi, dan Tol Medan-Binjai diharapkan bisa terwujud," katanya.
***3***
(T.E016/B/Z. Meirina/Z. Meirina)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014
Medan, (Antara) - Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujonugroho menyebutkan operasional Kualanamu sebagai bandara pengganti Polonia membutuhkan tahapan pembangunan selama 21 tahun.
"Akhirnya penantian yang cukup lama membuahkan hasil yang manis.Kualanamu sudah diresmikan dan satu-satunya bandara yang memiliki angkutan kereta api," katanya di Medan, Kamis.
Pada peresmian Bandara Internasional Kualanamu yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dia mengatakan, rangkaian tahapan pembangunan Kualanamu sudah dimulai sejak tahun 1992.
Diawali dengan studi pemilihan lokasi pengganti Bandara Polonia oleh Dirjen Perhubungan Udara, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan masterplan dan "basic design" pada tahun 1994.
Setahun kemudian yakni tahun 1995, diterbitkan penetapan lokasi Bandara Kualanamu melalui keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor 41 tahun 1995, yang kemudian disempurnakan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 tahun 1996.
Sejak tahun itulah awal dimulainya proses pembebasan lahan seluas 1.365 hektare oleh PT. Angkasa Pura II, selaku BUMN penyelenggara bandara umum.
Sedangkan untuk pembangunan secara fisik baru dimulai sejak tahun 2008 hingga dewasa ini.
Menurut Gubernur, Kualanamu yang merupakan pintu gerbang kawasan Indonesia bagian barat akan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Kabupaten Simalungun yang menjadi salah satu wujud nyata pengembangan program Masterplan Percepatan, Perluasan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Selama beroperasi bandara secara signifikan memberi pengaruh positif terhadap mobilitas dan pengembangan ekonomi wilayah.
Sebagai gambaran berdasarkan data PT. Angkasa Pura II pada lima tahun terakhir (2008-2012) tercatat peningkatan pertumbuhan penumpang rata-rata mencapai 8,37 persen. Sedangkan pertumbuhan lalu lintas pesawat sebesar 3,86 persen per tahunnya.
Bahkan di tahun 2013 tercatat jumlah penumpang mencapai 8,3 juta orang atau melebihi kapasitas terminali sebesar 8 juta penumpang.
Angka itu diprediksi akan terus meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan mobilitas masyarakat dan kebijakan "low cost carrier" di sektor penerbangan.
Gubernur berharap penyelesaian tahapan lanjutan dari pembangunan bandara dapat dilanjutkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
"Pembangunan infrastruktur transportasi lainnya, seperti kawasan ekonomi khusus Sei Mangkei, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pembangunan Tol Kualanamu - Tebing Tinggi, dan Tol Medan-Binjai diharapkan bisa terwujud," katanya.
***3***
(T.E016/B/Z. Meirina/Z. Meirina)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2014