Medan,2/12 (Antara) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Medan Regional IX Sumut dan Aceh mengaku sudah kembali mengingatkan perbankan untuk semakin berhati-hati dalam menyalurkan kredit.

"BI sudah kembali mengingatkan bank untuk mengevaluasi persetujuan tambahan kredit termasuk kredit baru menyusul banyak faktor yang dikhawatirkan menimbulkan risiko kredit macet," kata Deputi Ekonomi dan Moneter BI Kantor Perwakilan Medan Regional IX Sumut dan Aceh, Mikael Budisatrio di Medan, Senin.

Perhitungan risiko kredit macet antara lain melihat perdagangan dan harga ekspor komoditas yang masih tetap tren rendah, sektor makro yang melemah hingga pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dolar AS.

"Sejauh ini memang kredit bermasalah (NPL) perbankan di Sumut masih belum mengkhawatirkan. Tetapi untuk ke depan perlu semakin hati-hati," kata Mikael.

Apalagi dewasa ini suku bunga kredit juga tren naik.

Menurut data, penyaluran kredit di Sumut pada Agustus 2013 masih menunjukkan peningkatan 0,86 persen secara bulanan dan 18,08 persen (YoY) atau senilai Rp143,1 triliun.

Kenaikan penyaluran kredit itu untuk semua sektor seperti pertanian yang tumbuh 1,99 persen (mtm) dan 38,7 persen (YoY).

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa menyebutkan, pengusaha juga hati-hati untuk melakukan pinjaman ke bank.

"Krisis global yang masih terus berlangsung membuat pengusaha kurang yakin bisnis bertambah baik di tahun depan sehingga berupaya menahan pinjaman," katanya. ***3***
(T.E016/B/T. Susilo/T. Susilo)

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2013