Ambon (ANTARA) Bea Cukai Ambon layani importasi pemulangan 15 tengkorak manusia leluhur Desa Amtufu Lorulun, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, pada Senin (04/11).
Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Ambon, Nauval Hafiluddin, mengungkapkan bahwa barang diimpor menggunakan mekanisme rush handling melalui bandara Soekarno-Hatta. Rush handling adalah pelayanan kepabeanan yang diberikan atas barang impor tertentu karena karakteristiknya perlu segera dikeluarkan dari kawasan pabean.
Nauval mengatakan bahwa 15 tengkorak tersebut dikembalikan oleh Museum Vrolik di Amsterdam, Belanda, ke rumah adat Desa Amtufu Lorulun, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Barang yang datang dari Belanda ini, setibanya di terminal kargo Bandara Pattimura dilakukan pengecekan singkat kemudian diserahterimakan kepada tim pemulangan 15 tengkorak asal Amtufu Lorulun, imbuhnya.
Museum Vrolik adalah museum anatomi dan patologi manusia dan hewan yang menyimpan koleksi berupa spesimen bagian tubuh manusia dan hewan yang diawetkan. Museum ini merupakan bagian dari laboratorium anatomis University of Amsterdam, tetapi sejak 1984, museum ini menjadi bagian dari Academic Medical Center yang kini berganti nama Amsterdam University Medical Center.
Ringkasan pendek sejarah 15 tengkorak ini berawal dari petugas medis militer tentara Hindia Belanda yang mengunjungi Amtufu pada tahun 1912, lalu membawa tengkorak ini ke Belanda untuk dilakukan penelitian. Tengkorak tersebut menetap dan menjadi koleksi di Museum Vrolik selama lebih dari satu abad. Pihak museum berharap lewat pengembalian sisa-sisa leluhur ini akan membantu supaya luka yang terjadi selama masa kolonial Belanda akan pulih kembali.
Nauval mengungkapkan bahwa optimalisasi pelayanan importasi barang merupakan wujud komitmen Bea Cukai Ambon untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa. Melalui pemulangan 15 tengkorak manusia ini ke Kepulauan Tanimbar, diharapkan dapat menjadi rekam jejak sejarah peradaban dan ilmu pengetahuan bagi generasi penerus bangsa, pungkasnya.